REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan kelompok Muslim dan turis Muslim meminta dibuatkannya ruang ibadah di Standard gauge railway (SGR) terminus di Mombasa, Kenya. Kelompok Muslim mengeluhkan ketidakadaan tempat ibadah membuat mereka tak bisa menunaikan shalat.
Ketua Dewan Muslim Nasional Kenya (Kemnac), Juma Ngao meminta perusahaan kereta menuntaskan masalah tersebut secepatnya. Ia menekankan perusahaan kereta sebaiknya meniru bandara yang menyediakan ruang ibadah bagi Muslim.
"Sesuai syariat Islam, kami wajib shalat lima kali sehari. Kami sulit melaksanaan shalat ketika berpergian dengan kereta karena tak ada tempat ibadah, kami mesti shalat di tujuan itu pun kalau sempat," katanya dilansir dari the Nation, Selasa (20/11)
Ia menyebut stasiun di Mombasa punya banyak ruang untuk dijadikan tempat ibadah Muslim. Keluhan tak bisa shalat di kereta juga dirasakan salah satu penumpang, Kombo. Ia merasa kecewa karena tak bisa menunaikan shalat Jumat pekan lalu.
"Rasanya sungguh sedih dan menyakitkan saat melewatkan shalat. Harus ada perbaikan," tegas Kombo.
Sementara itu, manajer perusahaan kereta Kenya, Margaret Kawira berupaya menampung keluhan tersebut. Ia menyarankan pimpinan kelompok Muslim berkirim surat pada perusahaannya agar segera bisa dicarikan solusi.
"Saat suratnya sudah tiba pada kami, khususnya pada pimpinan maka akan ada tindaklanjut," ucapnya.