REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengirim satu cabang olahraga baru, yakni Obstacle Course Race atau lari halang rintang ekstrim ke SEA Games 2019 Filipina. Pengiriman atlet ke cabang olahraga Obstacle Course Race tergolong mendadak, apalagi Indonesia sudah mendaftarkan 45 cabang yang akan dipertandingkan di ajang multieven tersebut.
Obstacle Course Race atau lari halang rintang ekstrim ini memadukan latihan dasar militer. Peserta harus mampu melewati segala rintangan untuk menuju garis finis.
Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono mengatakan, penambahan satu cabang olahraga ini bukan semata-mata tanpa alasan, namun juga mengusung misi penguatan diplomasi dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"Ada diplomasi juga dengan negara lain. Jadi kita kirim cabang halang rintang ekstrim karena ada target medali juga," kata Ferry di Kantor Kemenpora, Rabu (20/11).
Dengan adanya penambahan cabang olahraga itu, jumlah atlet dipastikan meningkat dari 837 menjadi 841 atlet.
Disinggung mengenai anggaran, Ferry Kono mengatakan telah melewati kajian teknis.
Sementara itu, Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan penambahan cabang olahraga itu telah mempertimbangkan kemungkinan kontingen Indonesia mampu meraih medali emas. Ia menyebut Kemenpora dan KOI tidak akan serta-merta langsung mengirimkan atlet di cabang olahraga tertentu. Apabila berpotensi kuat menambah pundi-pundi emas, pemerintah akan mengikutsertakannya.
"Itu tidak semata-mata diminta oleh Filipina untuk kami kirim. Karena kami tidak mau memuluskan mereka (Filipina) meraih medali emas. Kalau ini atlet yang bersangkutan memang ada potensi untuk meraih medali," katanya.