REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerapkan prinsip 5-7-5 untuk meningkatkan nilai perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Kini, nilai perdagangan keduanya hampir 30 miliar dolar AS yang rencana ditingkatkan menjadi 60 miliar dolar AS sampai lima tahun mendatang.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda mengatakan, 5-7-5 merupakan tiga kategori barang yang akan ditingkatkan ekspornya ke Amerika. "Mereka adalah lima produk utama yang sudah banyak diekspor, tujuh produk potensial yang masih kurang diekspor dan lima produk strategis jangka panjang atau produk yang sangat kurang volume ekspornya," tuturnya dalam acara 7th Annual US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Kamis (21/11).
Kelima produk utama yang masuk dalam kategori pertama adalah pakaian, karet, alas kaki, elektronik dan furniture. Pakaian menjadi produk dengan nilai ekspor tertinggi, yakni hingga 3 miliar dolar AS sepanjang Januari sampai Agustus 2019.
Untuk produk potensial, terdapat barang-barang travelling, perhiasan, mainan perlengkapan olahraga, kertas dan karton, produk kayu, produk buatan dan produk kimia. Sementara itu, lima produk strategis yang masuk dalam daftar Kemendag adalah mesin, produk plastik, suku cadang kendaraan, perlengkapan medis dan optik serta produk kimia organik.
Arlinda memastikan, apabila tiga kategori ini dapat ditingkatkan, transaksi dagang kedua negara dapat mencapai atau bahkan melebihi target. "Kalaupun misalnya meningkat, kita ingin perbedaan defisit antara kita dengan dia (AS) jangan terlalu jauh," ujarnya.
Pemerintah turut melibatkan dunia usaha untuk meningkatkan transaksi dagang dengan AS. Misalnya, dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang akan menyediakan produk tekstil dan bahan tekstil ke Negeri Paman Sam.
Salah satu barang yang masuk dalam poin kerja sama adalah kapas. Arlinda mengatakan, hampir 90 persen impor kapas di Amerika berasal dari Indonesia. "Kita buat perjanjian, kalau kita impor dari dia (AS), kita ingin dia (AS) beli produk yang kita hasilkan dalam bentuk garmen," katanya.
Kerja sama promosi juga akan dikejar oleh pemerintah. Arlinda mengatakan, pihaknya ingin ada promosi di antara kedua belah pihak melalui kegiatan yang bisa memberikan kontribusi langsung dalam wujud transaksi. Misalnya saja business matching.