REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Radikalisme hingga aksi teror yang kembali terulang di Indonesia menjadi fokus pembahasan dalam Forum Indonesia Islamic Young Leaders Summit 2019 yang digelar di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu, Sabtu (23/11).
Dalam forum itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani menegaskan tentang arti Pancasila sebagai ideologi terbaik dalam memerangi radikalisme maupun terorisme di Indonesia. Menurut dia, Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus ditanamkan dalam jiwa setiap warga Indonesia.
"Kami ingin menyampaikan penjelasan keterangan tentang Pancasila yang merupakan dasar negara. Pancasila merupakan harga mati bangsa Indonesia," ujar Muzani dalam siaran persnya, Senin (25/11).
Politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, bangsa Indonesia sangat beruntung mempunyai ideologi Pancasila karena mampu menyatukan beragam latar belakang, mulai dari suku, agama, ras, dan Antargolongan (SARA) yang dimiliki Indonesia.
Menurut dia, perbedaan yang dimiliki setiap suku bangsa yang tersebar di Nusantara telah bersatu dalam bingkai Pancasila. Persatuan itu, lanjut dia, telah dirajut dan dijaga pendiri bangsa sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga bangsa Indonesia merdeka.
Karena itu, menurut dia, Pancasila sangat penting untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia pun yakin kedepannya Pancasila akan terus mengokokohkan Indonesia hingga selama-lamanya. "Pancasila melandasi dasar negara kita, sehingga dasar negara berdiri kokoh sampai sekarang dan kita tetap bersatu dalam bingkai negara republik indonesia," ucapnya.
Untuk diketahui, Indonesia Islamic Young Leaders Summit 2019 merupakan agenda pertemuan para pemuda Muslim dari negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Foruma tersebut dihadiri sejumlah tokoh dari berbagai instansi.
Tokoh yang hadir antara lain, Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komisaris Jenderal Polisi Dharma Pongrekun, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Bursah Zarnubi, dan Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia Jalal Mirzayev.
Selain itu, hadir juga Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Amany Lubis, mantan Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia Mohamad Asruchin, mantan Duta besar Indonesia untuk Spanyol Yuli Mumpuni Widarso, dan Sekretaris Jenderal dan Sekretaris Jenderal Indonesia Society for OIC (ISOIC) Bunyan Saptomo.
n/Muhyiddin