REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum National Olympic Comitee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari menyatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan pimpinan penyelenggara SEA Games (Phisgoc) 2019. Ini terkait kendala tuan rumah Filipina menggelar SEA Games.
“Kami tahu persis tantangan yang dihadapi oleh penyelenggara itu tidak mudah. Maka, sebagai tamu yang baik kami tak mau ikutan seperti negara lain yang mungkin ada oknum yang memb-bully atau menghina penyelenggara,” ujar Okto di Jakarta, Rabu (27/11).
Ketua Asian Paragames 2018 itu menyatakan, dirinya akan bertemu langsung dengan Presiden NOC Filipina untuk memberikan masukan pendapat ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan Asian Para Games.
Okto berharap, kontingen Indonesia tetap menjaga nama baik negeri saat bertandang ke Filipina. Sebab, lanjutnya, Indonesia akan disibukkan menjadi tuan rumah ajang besar dunia, seperti tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 dan Piala Dunia Basket FIBA 2021.
“Kami sudah mempersiapkan tim CdM yang berkoordinasi dengan panitia lokal sehingga semua potensi dan tantangan sudah dipersiapkan alternatifnya. Mudah-mudahan dengan impian dan usaha yang sudah kami siapkan dan lakukan, kami bisa memberikan pelayanan yang terbaik," ucapnya.
Di satu sisi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali menyampaikan pada seluruh atlet kontingen Indonesia untuk tidak terpengaruh setelah ditemukannya beberapa kendala non-teknis bagi Filipina sebagai tuan rumah SEA Games 2019.
“Kalian (atlet) mungkin mendengar berita tentang SEA Games, jadi jangan jadi beban. NOC (National Olympic Committee) Indonesia sudah menghubungi dan sudah mendapat jaminan dari panitia penyelenggara. Jangan itu jadi beban dan pikiran, biarkan Chef de Mission (CdM) memikirkan hal itu,” kata Zainudin.
Zainudin meminta para atlet untuk tetap fokus meraih medali emas. Ia menjamin, para atlet yang mampu merebut medali akan diperhatikan oleh pemerintah, KONI, dan NOC.