Kamis 28 Nov 2019 20:59 WIB

Buah Kejujuran dan Diterimanya Tobat Sahabat Rasulullah SAW

Buah kejujuran akan diterima meski pahit pada mulanya.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
 Jamaah haji mendoakan jenazah para sahabat Rasulullah SAW yang dikuburkan di Pemakaman Baqi, Madinah, Selasa (17/7) pagi. Jamaah haji yang singgah di Madinah mulai menyesaki lokasi ziarah tersebut.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji mendoakan jenazah para sahabat Rasulullah SAW yang dikuburkan di Pemakaman Baqi, Madinah, Selasa (17/7) pagi. Jamaah haji yang singgah di Madinah mulai menyesaki lokasi ziarah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, Islam sangat menekankan kejujuran dan melarang keras kebohongan. Banyak ayat Alquran dan hadis Rasulullah SAW yang menegaskan hal tersebut.

Salah satu di antaranya adalah QS at-Taubah ayat 119, yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)."   

Baca Juga

Kejujuran akan mengantarkan seseorang masuk surga di akhirat kelak. Salah satu pintu di surga adalah Pintu Kejujuran.

“Berlakulah jujur, sesunguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan menghantarkan ke surga. Dan, seseorang yang senantiasa berlaku jujur akan tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah dusta. Sesungguhnya dusta akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Seseorang yang sering berdusta akan tercatat disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim).

Manfaat jujur itu memang terkadang tidak langsung bisa dinikmati. Tidak jarang buah kejujuran harus didahului dengan kepahitan dan kesulitan. Tapi dengan tetap sabar dalam kejujuran, pasti akan tiba masa kita merasakan keindahannya.

Ka'ab bin Malik salah satu fakta sejarah yang membuktikan hal tersebut. Saat absen dalam Perang Tabuk, ia bisa lolos dari hukuman dengan merekayasa alasan sehingga dinilai oleh Nabi sebagai orang yang absen karena ada uzur. Tapi Ka'ab enggan melakukan itu. 

Ia memilih jujur. Alhasil Rasulullah menghukumnya dengan tidak diajak berbicara oleh beliau dan seluruh kaum Muslimin Kota Madinah. Sungguh menyakitkan dan sangat menyulitkan. Tapi, ia bersabar karena ia yakin ujung dari itu semua adalah keindahan.

Ketika berlalu 50 hari masa pemboikotan, Allah memuliakannya dengan menurunkan ayat yang memastikan jika tobatnya Ka'ab dan dua sahabat yang lain (Hilal dan Murarah) telah diterima Allah. Menjadi sosok yang jujur membutuhkan kesabaran.

Sebab, dusta terkadang menawarkan sesuatu yang lebih menjanjikan dan menggiurkan. Untuk menepis tawaran yang sejatinya adalah fatamorgana, hendaklah kita selalu bersama dengan orang-orang jujur. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement