REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan mengunjungi Afghanistan pada awal 2020. Kunjungan itu untuk menegaskan kembali komitmen Indonesia bagi pembangunan perdamaian yang berkelanjutan di Afganistan.
Diantara berbagai upaya pencapaian perdamaian di Afghanistan, elemen yang perlu mendapat perhatian penuh, menurut Menlu, adalah pemberdayaan perempuan.
“Saya melihat tekad perempuan Afghanistan untuk menyatukan suara guna menuntut perdamaian di Afghanistan,” kata Retno kepada wartawan di sela-sela Dialogue of the Role of Women in Building and Sustaining Peace: Women as Agent of Peace and Prosperity di Jakarta, Jumat (29/11).
Tekad tersebut tercermin melalui sebuah konsensus nasional yang disepakati perempuan Afghanistan, yang disebut Retno sebagai langkah berani untuk menetapkan kondisi bagi perdamaian abadi di Afghanistan.
“Indonesia ingin berkontribusi lebih banyak dalam usaha mulia ini,” tutur dia.
Melalui dialog yang diikuti 38 perempuan Afghanistan itu, Indonesia ingin memperkuat kerja sama melalui proyek dan program pengembangan kapasitas guna membangun dan mempertahankan perdamaian di Afghanistan.
Menurut Menlu Retno, Indonesia dan Afghanistan perlu mengidentifikasi langkah-langkah konkret ke depan untuk meningkatkan peran perempuan melalui kebijakan yang inklusif dan memperhatikan kebutuhan perempuan.
Kebijakan tersebut dapat berupa dorongan bagi pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, perlindungan hak-hak perempuan, serta dukungan yang memadai dari laki-laki.
“Jika kita ingin berinvestasi dalam perdamaian, maka kita harus berinvestasi pada perempuan,” kata Retno.
Selain itu, perempuan Afghanistan juga harus mengembangkan budaya perdamaian dan toleransi. Dari sudut pandang Indonesia, budaya damai merupakan pendekatan integral untuk mencegah kekerasan dan konflik. Yang terakhir, Menlu Retno mendorong agar perempuan bisa saling mendukung dan memberdayakan sesamanya.
“Saya mengerti bahwa masalah kesenjangan geografis masih mencolok di kalangan perempuan Afghanistan dari latar belakang yang berbeda-beda. Karena itu dialog ini dapat berfungsi sebagai platform untuk membahas cara-cara guna mengurangi kesenjangan dengan menjembatani saling pengertian dan mengadvokasi perempuan untuk memberdayakan perempuan lain,” tutur Menlu Retno.
Menlu perempuan pertama Indonesia itu menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung upaya perdamaian Afghanistan. Indonesia, menurut Retno, juga aktif berdiskusi dengan pemerintah Afghanistan, dengan Taliban, juga sejumlah negara mitra yang terlibat dalam konflik di Afghanistan seperti Amerika Serikat, Pakistan, Jerman, dan Norwegia.