REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Periskop Data, Muhamad Yusf Kosim menilai kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menham) dalam satu bulan terakhir telah menjawab keraguan publik. Menurutnya, Prabowo fokus dalam membenahi internal, mulai birokrasi, daya serap anggaran dan proses pengadaan alutsista strategis.
Publik sempat terkejut dengan dipilihnya Prabowo sebagai Menhan, karena diri merupakan mantan pesaing Presiden Joko Widodo di publik. Terlebih kemudian, orang kepercayaan Jokowi, Sakti Wahyu Trenggono dipilih untuk mendampingi Prabowo sebagai wakil menteri Pertahanan (Wamenhan).
Namun, pengamat dari Periskop Data menilai kedua pasangan ini terlihat mampu bekerja keras sebulan terakhir, untuk menunjukkan kapasitasnya menjaga dan mengelola pertahanan negara. "Kalau kita lihat kerja duet Menhan Prabowo dan Trenggono, nampak sedang fokus membenahi internal Kemhan dengan segala tugas dan fungsinya. Mereka berdua memahami betul visi Presiden Joko Widodo yang ingin memajukan industri pertahanan," kata pria yang akrab disapa Yuko dalam keterangan tertulisnya, Ahad (1/12).
Yuko mengatakan, Prabowo dan Wamennya juga terlihat benar-benar menjalankan instruksi Jokowi, tentang pentingnya membangun industri alutsista dalam negeri. Instruksi Jokowi dijalankan, Prabowo-Trenggono dengan berkunjung ke PT Pindad, PT PAL Indonesia dan juga PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Kunjungan keduanya untuk memenuhi target kebutuhan Kapal Selam, jet dan juga persenjataan.
"Prabowo dalam kesempatan kunjungan kerjanya fokus mendengar karena ingin belajar dan mengetahui kondisi pertahanan secara detail," ucapnya.
Yuko menilai, walau secara eksplisit keduanya tak mengumumkan pembagian tugas tetapi melihat pergerakan pasangan tersebut terlihat saling mengisi sebagai kesatuan dwitunggal di Kemhan. "Prabowo terlihat piawai soal alutsista, isu politik internasional, geopolitik, serta physical weapons. Sementara Trenggono fokus memajukan industri pertahanan, membangun kedaulatan siber, ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan sistem teknologi informasi. Keduanya benar-benar kombinasi yang ideal untuk menjaga pertahanan nasional," katanya.
Yuko juga mengapresiasi langkah Prabowo yang akan melakukan pembenahan di Komite Kebijakan Industri Pertahan (KKIP). Kebijakan itu, kata Yuko, positif untuk menterjemahkan visi Jokowi dalam menjalankan sistem anggaran pertahanan yang efektif, efisien dan bebas korupsi.
"Menhan juga lagi mau memperbaharui pengurus KKIP, ini bagus untuk membenahi kebijakan industri pertahanan dalam negeri," ucapnya.