Senin 02 Dec 2019 11:40 WIB

Lepas Saham, Asia Sejahtera Mina Raih Dana Segar Rp 27,5 M

Dana segar hasil IPO akan dipakai Asia Sejahtera Mina untuk menambah pasokan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (2/12). Tercatat melalui skema penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan rumput laut ini melepas 250 juta lembar saham. 

Harga yang ditawarkan yaitu Rp110 per lembar saham. Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 27,5 miliar. Untuk keperluan ini, perseroan menunjuk PT Profindo Sekuritas Indonesia selaku underwriter. 

Direktur Utama PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR), Indra Widyadharma, mengungkapkan 77,2 persen dari dana IPO akan digunakan untuk penambahan modal kerja dan sisanya untuk pelunasan pinjaman bank. 

"Penggunaan 77 persen sebagian besar untuk menambah persediaan. Selain itu, untuk hedging kita perlu deposit karena kita jual ekspor," kata Indra, di gedung BEI, Senin (2/12).

Dengan IPO ini, Indra berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi rumput laut kering hingga 40 persen. Selama ini, perusahaan hanya mampu memproduksi 2000 ton rumput laut kering per bulannya. Padahal permintaan jauh lebih tinggi dari itu. 

"Permintaan dari Cina saja belum bisa kami penuhi semuanya. Dengan IPO ini, semoga kami bisa layani lebih banyak pelanggan," kata Indra. 

Indra menjelaskan, rumput laut kering yang mereka produksi digunakan sebagai bahan baku pembuat agar agar. Saat ini, negara yang paling banyak menyerap rumput laut kering tersebut yaitu Cina sebesar 97 persen. Sisanya, perusahaan mengekspor ke Spanyol dan ke Chili.

Sedangkan permintaan domestik sendiri volumenya masih sangat kecil. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Indra mengatakan, perusahaan ke depan akan fokus menjalin kerja sama dengan koperasi dan para petani rumput laut Indonesia. 

Indra melihat, industri pengolahan rumput laut kering ke depan memiliki prospek yang masih sangat bagus. Dia pun menargetkan pendapatan 2020 bisa mencapai 420 miliar. Per kuartal III 2019, pendapatan perusahaan sebesar Rp260 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement