REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sumatera Utara pada November 2019 masih mengalami deflasi yaitu sebesar 0,66 persen. Deflasi terjadi terutama sebagai dampak dari turunnya harga cabai merah.
"Meski deflasi naik dari Oktober yang sebesar 0,28 persen, tetapi syukur November masih deflasi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut,Syech Suhaimi di Medan, Senin (2/12).
Deflasi di Sumut terjadi karena semua daerah yang dijadikan lokasi survei Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi. Ini didorong khususnya penurunan harga cabai merah, ikan, daging ayam ras dan angkutan udara.
Kota Medan mengalami deflasi 0,77 persen, Pematangsiantar 0,10 persen, Padangsidempuan 0,05 persen dan Sibolga 0,48 persen. Di Medan, harga cabai merah pada November turun 15,63 persen, ikan dencis turun 13,29 persen dan angkutan udara 4,05 persen.
Pada November 2019, kelompok yang memberikan andil deflasi adalah kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,73 persen.
Menurut Syech, dengan terjadinya deflasi secara berturut-turut pada Oktober dan November, maka inflasi Sumut secara kumulatif semakin tertekan atau 2,53 persen. Secara kumulatif inflasi Sumut yang sebesar 2,53 persen berada di atas angka nasional yang masih 2,37 persen.
Sementara secara year on year (YoY), inflasi Sumut yang sebesar 2,69 persen masih di bawah angka nasional 3 persen. Syech mengakui secara historis di bulan Desember sulit terjadi deflasi karena ada perayaan hari besar keagamaan.