Senin 02 Dec 2019 21:48 WIB

Erick Nilai Anak Usaha Garuda tak Sesuai Core Bisnis

Erick menilai bisnis ground handling bisa diakomodir oleh Angkasa Pura.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir ketika mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12). Erick menyatakan salah satu anak perusahaan BUMN, Garuda, bekerja tak sesuai dengan core bisnis perusahaan induknya.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir ketika mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12). Erick menyatakan salah satu anak perusahaan BUMN, Garuda, bekerja tak sesuai dengan core bisnis perusahaan induknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menilai, Gapura, salah satu anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak pada ground handling bergerak pada bisnis yang tidak sesuai dengan core bisnis induknya. Erick menilai mestinya bisnis ground handling yang selama ini dikerjakan oleh Gapura bisa diakomodir oleh Angkasa Pura sebagai perusahaan operator bandara.

“Kemarin saya review Garuda. ( Anak usaha) Gapura yang namannya management handling itu nggak usah di Garuda. Lebih baik di AP (Angkasa Pura) saja yang manage (perusahaan) itu," ujar Erick di DPR, Senin (2/12).

Baca Juga

Sebab, pekerjaan yang dikerjakan oleh Gapura sebenarnya adalah tugas dari Angkasa Pura. Akibat adanya lini bisnis yang sama yang dilakukan oleh Garuda tersebut, membuat overlapping di bandara. "Ini kan jadi overlaping, jadi kontraproduktif," ujar Erick.

Ke depannya, Erick menyatakan bakal memperketat perusahaan BUMN dalam membentuk anak usaha. Dia ingin pembentukan anak usaha dilakukan dengan langkah yang jelas. “Ini business model harus diperbaiki supaya bisa compete (bersaing) dan bagus,” ucap dia.

Gapura sendiri merupakan perusahaan patungan yang didirikan pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN, yaitu Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement