Selasa 03 Dec 2019 04:45 WIB

Wagub Lampung Dukung Budi Daya Ikan dalam Ember

Budi daya ikan dalam ember adalah sistem budi daya menggabungkan ikan dan sayuran.

Sistem budi daya ikan dalam ember (budikdamber) adalah salah satu sistem sederhana dari aquaponik.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sistem budi daya ikan dalam ember (budikdamber) adalah salah satu sistem sederhana dari aquaponik.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) mendukung budi daya ikan dalam ember (budikdamber) inovasi yang dilakukan Dosen Politeknik Negeri Lampung Juli Nursandi. "Dengan menerapkan budi daya ini, kita ingin warga di Lampung mandiri dan tidak membiarkan lingkungan sekitar rumahnya kosong atau tidak terpakai untuk dijadikan produktif. Ini sangat bisa dijadikan gerakan bersama," ujar Nunik, usai mengunjungi lokasi budi daya ikan tersebut di wilayah Kecamatan Tanjung Senang, Bandarlampung, Senin (2/12).

Nunik mengatakan budikdamber menjadi solusi akan kebutuhan pangan rumah tangga dan memberikan kemandirian bagi masyarakat. Apalagi, teknik budi daya ini juga sebagai upaya penanganan persoalan faktor kemiskinan yang salah satunya adalah beban rumah tangga.

Baca Juga

"Jadi pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti sayuran, termasuk ikan yang merupakan kebutuhan pangan, itu menjadi beban paling tinggi yang menyebabkan kemiskinan. Ini miris, padahal sebenarnya banyak ruang-ruang terbuka di sekitar rumah yang bisa dimanfaatkan," katanya.

Juli Nursandi mengatakan budikdamber merupakan pertanian masa depan karena sistem ini hanya membutuhkan lahan yang sempit tidak sampai satu meter namun sudah bisa menghasilkan ikan dan sayuran. "Sistem budikdamber salah satu sistem sederhana dari aquaponik, dimana sistem budi daya menggabungkan ikan dan sayuran. Ikannya kita kasih makan dengan pelet, pelet nanti akan diuraikan bakteri menjadi pupuk, pupuknya akan diserap oleh tanaman," ujar Juli.

Budi daya ikan dalam ember merupakan konsep pertanian dengan sistem aquaponik yang selain mampu menghasilkan ikan juga menghasilkan sayuran di atasnya. Teknik ini juga hanya memerlukan lokasi yang sempit seperti memanfaatkan pekarangan rumah, portabel, hemat air dan tidak membutuhkan listrik.

Melalui teknik ini, sayuran nantinya bisa dipanen dua-tiga pekan. Sedangkan ikan bisa dipanen 2,5 bulan hingga tiga bulan.

Juli menambahkan siapa pun boleh belajar ditempatnya. Dirinya juga membagikan teknik melakukan budi daya tersebut melalui akun media sosialnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement