REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Topan menghantam Filipina sehingga menewaskan satu orang pada Selasa (3/11). Kondisi hujan lebat pun membuat pemerintah daerah mengevakuasi sekitar 225 ribu orang.

Seorang lelaki berusia 33 tahun meninggal setelah tersengat listrik ketika mencoba memperbaiki atapnya. Laporan tersebut telah terkonfrimasi pejabat pertahanan sipil di Wilayah Bicol ketika berbicara pada radio setempat.

Sebelum kedatangan Topan Kammuri atau disebut Tisoy dalam bahasa lokal Filipina, masyarakat sudah diminta untuk mengungsi. Langkah ini untuk menghindari korban jiwa atas hujan lebat yang bisa membahayakan jiwa.

Ketika tiba, topan sedikit melemah dan perlahan bergerak melintasi wilayah tengah kepulauan pada malam hari dengan lebih cepat. Topan ini menjadi badai ke-20 sepanjang tahun 2019.

Topan Kammuri membawa angin berkecepatan 150 kilometer per jam dan hembusan hingga 205 kilometer per jam. Kekuatan ini merusak beberapa rumah dan bangunan serta menumbangkan pohon dan papan nama di daerah perkotaan.

Pemerintah pun memutuskan untuk menutup bandara di Manila selama 12 jam mulai pukul 11.00 sampai 23.00 waktu setempat. Kantor pemerintahan dan sekolah ikut ditutup di beberapa daerah yang akan dilewati Topan Kammuri.

Kedatangan topan ini pun membuat pemerintah Filipina menunda beberapa jadwal pertandingan SEA Games 2019. Saat ini, negara tersebut menjadi tuan rumah dalam ajang penyelenggaraan olahraga untuk seluruh negara yang ada di Asia Tenggara.

Ikuti Whatsapp Channel Republika