REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Rasio elektrifikasi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, dinilai telah mencapai 100 persen. Dengan pemahaman ini, berarati tidak ada lagi rumah tangga di Kebupaten Pekalongan yang belum terjangkau aliran listrik dari PLN.
Hal itu disampaikan General Manajer PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah & DIY, Feby Joko Priharto, di Desa Lebakbarang Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan, Selasa (3/12). Dalam kesempatan tersebut, PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekalongan menggelar acara peresmian program 'One Man One Hope' (OMOH).
Kegiatan ini menandai telah selesainya kegiatan penyambungan listrik gratis melalui program OMOH di Kabupaten Pekalongan. Bersamaan pula, PLN APJ Pekalongan menggelar kegiatan pengobatan dan pembagian sembako gratis untuk warga yang membutuhkan.
Ini merupakan salah satu aksi sosial PT PLN bekerja sama dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN. Feby menyebutkan, program OMOH merupakan kegiatan sosial yang wajib dilakukan oleh seluruh pegawai PLN seluruh Indonesia.
Dalam program itu, seorang pegawai PLN wajib membiayai pemasangan sambungan listrik bagi warga yang tidak mampu. Khusus di Desa Bantarbarang, melalui program OMOH ini ada sebanyak 76 rumah tangga yang mendapat aliran listrik gratis karena biaya penyambungan dan pemasangan instalasinya ditanggung pegawai PLN.
Terkait tingkat elektrifikasi di Jateng, Febi berharap, dengan adanya program OMOH tingkat elektrifikasi yang semula sekitar 98,8 persen, saat ini sudah mencapai angka 99,91 persen. ''Dengan demikian, hanya tinggal 0,09 persen rumah tangga di Jateng yang rumahnya belum teraliri listrik,'' katanya.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, berharap dengan terpasangnya listrik di setiap rumah di wilayah setempat dapat meningkatkan produktivitas warganya.
''Kami juga menyampaikan terima kasih kepada PT PLN yang telah secara langsung berpartisipasi aktif dalam program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan melalui program-program (CSR)-nya,'' jelas bupati.