REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak cepat memilih satu nama yang akan menjadi pelaksana tugas (plt) Direktur Utama Garuda Indonesia untuk menggantikan posisi Ari Askhara.
Ari diberhentikan Menteri BUMN Erick Thohir menyusul kasus penyelundupan motor Harley Davidson bekas dan sepeda Brompton dalam pesawat baru Airbus A330-900.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengindikasikan kandidat Plt dirut Garuda berasal dari internal. "Ini supaya berjalan dengan baik, kemungkinan besar diambil dari internal," ujar Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12).
Arya menyampaikan, Kementerian BUMN kompak dengan pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengenai calon Plt dirut Garuda adalah direktur keuangan Garuda yakni Fuad Rizal.
"Kita sama Pak menhub kompak, dari internal dan sama dengan Pak Menhub lah. Ini sementara dan nanti akan ditetapkan direksi (definitif), tapi belum ada gambaran," ucap Arya.
Arya menyampaikan nama Fuad tidak masuk dalam daftar penumpang yang berada dalam penerbangan tersebut. Selain itu, kata Arya, Fuad juga merupakan orang keuangan yang memiliki kompetensi dalam mengawal kinerja keuangan Garuda.
Proses pemberhentian Ari sebagai Dirut Garuda dan penunjukan dirut Garuda definitif akan diputuskan dalam RUPSLB. "Jangan cepat-cepat juga karena kita mau dapat direksi yang baik. Formasi baru belum tahu dan belum ada gambaran siapa yang jadi akan dirut," lanjut Arya.
Arya menilai tidak menutupi kemungkinan adanya perombakan besar-besaran dalam tubuh direksi Garuda ke depan. Hal ini tak lepas dari laporan negatif dari kinerja dan juga perilaku manajamen perusahaan terhadap para pekerja.
Arya menyebut dirut Garuda yang baru harus orang yang paham manajemen, akutansi, keuangan, dan memiliki jaringan pengembangan Garuda. "Hampir semua calon direksi Garuda nantinya memenuhi yang kita cari, kita akan ambil yang terbaik," kata Arya menambahkan.