Jumat 06 Dec 2019 19:19 WIB

Kemenparekraf Andalkan Kepri Jadi Destinasi Utama Perbatasan

Plt Gubernur Kepri bertekad pada 2021 Kepri bisa menjadi destinasi terbesar

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Objek wisata kampung pelangi, di Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepri.
Foto: antara
Objek wisata kampung pelangi, di Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diharapkan menjadi  destinasi utama bagi wisatawan mancanegara (wisman) perbatasan (crossborder) dengan kontribusi wisatawan hampir menyamai Bali.

“Kami bertekad Kepri pada 2021 bisa menjadi destinasi terbesar yang dikunjungi wisman atau paling tidak menyamai Bali,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau Isdianto dalam keterangannya diterima Republika.co.id, Jumat (6/12).

Pihaknya menyampaikan, sepanjang 2020, Kepulauan Riau bakal menggelar lebih dari 200 event pariwisata. Di antaranya, lima event yang masuk dalam Top 100 CoE 2020, yaitu Iron Man 70.3 Bintan, Bintan Triathlon, Tour De Bintan, Kenduri Seni Melayu, dan Festival Pulau Penyengat.

Kepri, kata dia, mengandalkan kunjungan wisman wilayah perbatasan atau crossborder yakni Singapura dan Johor, Malaysia. Ke depan, jumlah wisman dari dua wilayah itu diproyeksikan akan naik signifikan sehingga pihaknya optimistis mampu mengejar dan mengimbangi jumlah kunjungan wisman ke Bali.

“Saat ini Kepri sudah melampaui Jakarta. Tahun 2021 kami bertekad akan mengejar ataupun mengimbangi jumlah kunjungan wisman ke Bali,” ujarnya.

Ia mengatakan, tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan kualitas wisman yang berkunjung ke Kepri. Yakni dengan meningkatkan lama tinggal serta pengeluaran selama kunjungan. Salahnya satunya, adalah dengan menyiapkan atraksi lebih menarik serta meningkatkan infrastruktur.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani menilai, wisman crossborder menjadi kekuatan pariwisata Kepri. “Pada 2018 Kepri paling berhasil dalam melakukan program hotdeals. Posisi Kepri yang dekat dengan Singapura dan Johor Malaysia relatif sangat mudah untuk mendatangkan wisman dari kedua negara tetangga itu,” kata dia.

 

Ia mengatakan, ke depan Kepri harus bisa meningkatkan kualitas kunjungan wisman crossborder sehingga lama tinggal dan pengeluaran selama berkunjung ke Kepri meningkat. Dengan memperbaiki kualitas produk wisata dan sarana infrastruktur, lama tinggal wisman ke Kepri akan meningkat.

“Bila saat ini rata-rata lama tinggal wisman di Kepri hanya 2 hari 2 malam, ke depan diharapkan akan meningkat,” katanyai. Ia juga mengusulkan agar Kepri menambah daya tarik baru berupa atraksi budaya seperti menyelenggarakan event “Pasar Malam” yang banyak diminati wisman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement