REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Kementerian BUMN dan manajemen baru dalam menyehatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai sudah tepat.
Pengamat BUMN Pranoto berpendapat, beberapa langkah strategis yang tengah diambil sebagai upaya agar Jiwasraya bisa pulih kembali tanpa perlu melakukan Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Dengan skema membuat Jiwasraya Putra yang melibatkan banyak BUMN lain, mestinya bisa menjadi jalan baik karena ada dukungan ekuitas dan jaringan akses pemasaran yang luas dari para pemegang saham," ujar Toto, Jumat (6/12).
Terdapat terdapat tiga upaya penyelamatan yang tengah diambil oleh perseroan. Pertama, membentuk anak usaha Jiwasraya, yakni Jiwasraya Putra dalam rangka menarik investor.
Kedua, reasuransi dukungan modal atau skema financial reinsurance (FinRe). Ketiga, penerbitan mandatory convertible bond (MCB) atau subdept kepada holding.
"Jadi ada semacam sinergi juga disini. Sementara terkait pinjaman subdebt ke holding juga, saya rasa bisa dilakukan sebagai jaminan supaya pembenahan di Jiwasraya bisa dijalankan lebih mantap," katanya.
Toto menambahkan, ketiga opsi yang disiapkan dijalankan bisa dijalankan. Yang terpenting sekarang, imbuh dia, perseroan memilih opsi yang tepat sesuai kebutuhan Jiwasraya. Dalam jangka pendek, Jiwasraya harus memenuhi uutang jatuh tempo. Sedangkan dalam jangka panjang, Jiwasraya harus menyehatkan portfolio.
"Jadi opsinya bisa pilihan antara penerbitan MCB untuk jangka pendek dan percepatan operasi Jiwasraya Putra untuk langkah penyehatan jangka panjang," kata Toto.