Senin 09 Dec 2019 13:32 WIB

Ratusan Mualaf Bandung Silaturahim dengan Warga Non-Muslim

Silaturahim mualaf dihadiri warga non muslim.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Silaturahim mualaf dengan warga non muslim di Bandung, Ahad (8/12).
Foto: Arie Lukihardianti / Republika
Silaturahim mualaf dengan warga non muslim di Bandung, Ahad (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ratusan mualaf di Kota Bandung, menggelar acara silaturahim akbar di Masjid Trans Studio Bandung, Ahad (8/12). Menurut Ketua Yayasan Masjid Lautze II, Hendro, tema yang diangkat dalam silaturahim mualaf ini adalah 'Menjaga Kerukunan Umat'.

Ustaz Wijayanto didaulat untuk memberikan tausiyah. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Wakaf Salman, M Khirzan N  Noe’man, dan Ketua MUI Kota Bandung, KH

Baca Juga

Miftah Faridl.

"Selain mualaf, silaturahim ini alhamdulillah dihadiri juga oleh teman-teman non muslim. Di antaranya, ada dari Yayasan Harapan Kasih, Aloysius, Forum Keluarga Tionghoa. Bahkan, ada pendeta juga yang menyempatkan hadir sebelum ke gereja. Itu buat kami kehormatan tinggi," ujar Hendro.

Hendro mengatakan, jumlah mualaf di Masjid Lautze II sendiri, yang terdaftar sudah ada sekitar 900 orang. Namun, dua tahun terakhir ini jumlahnya bertambah sekitar 104 orang.

"Hadir semua disini mualafnya, kami ingin silaturahim sambil menjaga kerukunan umat," katanya.

Hendro menjelaskan, silaturahim akbar kali ini digelar bekerja sama dengan MUI Kota Bandung, sengaja mengangkat tema menjaga kerukunan umat. Karena, para mualaf di Kota Bandung ingin mendukung Program Pemkot Bandung, untuk menjadikan Kota Bandung sebagai muslim friendly city.

"Kan gimana mau jadi kota yang friendly kalau kita tak membangun kerukunan dan kalau tak ada kerukunan," katanya.

Oleh karena itu, menurut Hendro, panita menghadirkan Ustaz Wijayanto yang ceramahnya sangat damai. Agar, selama ini yang tak mengerti islam dan menilai islam itu keras bisa mengetahui islam sebenarnya yang rahmatan lil alamin.

"Tujuan kami, ingin menyampaikan ini islam yang sebenarnya pada semua non muslim. Yakni, islam yang damai," katanya.

Hendro menilai, agar bisa rukun dan bersatu, caranya harus dengan berkomunikasi antara semua umat beragama. Bentuknya, adalah dengan menggelar kegiatan bersama dengan berbagai agama.

"Pada bulan puasa tahun lalu, kami pernah menggelar bakti sosial dengan masyarakat yang beragama kristen, budha, katolik dan lainnya," katanya.

Kerja sama antar umat bergama pun, kata dia, akan terus dilakukan yakni dengan menggelar kegiataan olah raga bersama dan bakti sosial bersama. "Mulai tahun depan kerja sama ini akan diintensifkan. Kan kalau pun bukan saudara seiman tapi mereka saudara kemanusian tugas kita menyampaikan islam rahmatan lil alamin," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Wakaf Salman, M Khirzan N Noe’man, Wakaf Salman ITB berkomitmen menyalurkan dana wakaf yang kedua kalinya

untuk pembangunan Masjid Mualaf Lautze II. Serah terima dana wakaf ini dilangsungkan di acara silaturahmi tersebut.

Khirzan menjelaskan, pada 16 Juli 2019, Wakaf Salman sudah menyalurkan dana wakaf untuk perluasan dan pembangunan lahan Masjid Lautze II sebesar Rp 150.000.000.

Menurutnya, sebagai bukti komitmen Wakaf Salman dalam membantu pembangunan infrastruktur serta mendukung saudara Mualaf, Wakaf Salman kembali menyalurkan dana wakaf yang kedua kalinya sebesar Rp 150.000.000. Dana wakaf tersebut disalurkan langsung kepada Ketua Yayasan Masjid Lautze II, Hendro.

"Wakaf Salman berkomitmen untuk menyalurkan dana wakaf sebesar Rp 500.000.000, dan sudah disalurkan sebesar Rp 300.000.000. Sisanya akan disalurkan kembali dalam waktu dekat," paparnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement