Selasa 10 Dec 2019 02:10 WIB

Menlu Rusia akan Bertemu Donald Trump

Menlu Rusia akan bertemu Trump di Washington pada Selasa (10/12)

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Menlu Rusia akan bertemu Trump di Washington pada Selasa (10/12). Ilustrasi.
Foto: Christian Hartmann, Pool via AP
Menlu Rusia akan bertemu Trump di Washington pada Selasa (10/12). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Pertemuan akan berlangsung di Washington pada Selasa (10/12).

Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengonfirmasi perjalanan Lavrov ke Washington. Namun dalam keterangannya, mereka tak menyinggung tentang adanya rencana pertemuan antara Lavrov dan Trump.

Baca Juga

Seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut akan ada pertemuan Lavrov dan Trump. “Kami berharap bahwa Lavrov akan diterima oleh Trump dan akan mengadakan pembicaraan dengan (Pompeo),” ujar sumber tersebut dikutip Interfax.

Belum ada tanggapan dari Pemerintah AS mengenai kunjungan Lavrov ke Washington. Hubungan antara Moskow dan Washington memang tak terjalin baik saat ini. Badan-badan intelijen AS menuding Rusia melakukan intervensi dalam pemilihan presiden 2016 yang menguntungkan Trump.

Kedua negara juga sempat terlibat ketegangan karena perjanjian  Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Kedua negara diketahui telah sama-sama keluar dari INF yang ditandatangani pada 1987. Perjanjian itu melarang kedua negara untuk memproduksi serta memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

Pada Agustus lalu, AS melakukan uji coba rudal jelajah Tomahawk berkemampuan nuklir di Pulau San Nicolas, Kalifornia. Menurut Pentagon, rudal berhasil menjangkau dan mengenai target setelah menempuh jarak lebih dari 500 kilometer.

Presiden Rusia Vladimir Putin menilai uji coba rudal yang dilakukan AS telah meningkatkan ancaman terhadap negaranya. Dia menjamin bahwa Rusia akan mengambil respons yang tepat. Putin menduga AS telah mempersiapkan dan membangun sistem rudalnya sebelum resmi hengkang dari perjanjian INF pada 2 Agustus lalu.

“Amerika telah menguji rudal ini terlalu cepat setelah menarik diri dari perjanjian. Itu memberi kami alasan kuat untuk percaya bahwa mereka telah mulai bekerja untuk mengadaptasi rudal jauh yang diluncurkan di laut sebelum mereka mulai mencari alasan untuk memilih keluar dari perjanjian,” ujarnya setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinsto pada 21 Agustus lalu.

Menurut Putin, rudal yang diuji AS dapat diluncurkan dari peluncur yang telah ada di Rumania dan akan berlokasi di Polandia dalam waktu dekat. “Cukup hanya dengan mengubah perangkat lunak (untuk peluncuran jenis baru). Bagi kami ini berarti ada ancaman baru yang harus kita tanggapi dengan tepat,” ucapnya.

Putin mengatakan negaranya akan bekerja untuk merancang rudal seperti yang diuji AS. Namun dia menegaskan bahwa Rusia tidak akan menyebarkan rudal yang sebelumnya dilarang dalam perjanjian INF ke daerah manapun sebelum AS melakukan terlebih dahulu.

Washington memang berencana menempatkan rudal di kawasan Asia. Namun ia belum mengumumkan di mana saja rudal itu akan disebarkan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement