REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagian siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 252 Sarijadi Bandung memilih tidak masuk sekolah karena khawatir tertular hepatitis A. Hal itu terjadi setelah tujuh siswa diduga terserang hepatitis A. Sementara, belasan siswa lainnya menderita demam dan radang tenggorokan.
Puluhan siswa di sekolah saat ini diperiksa dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung untuk antisipasi penyebaran penyakit hepatitis A. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, SDN 252 Bandung, Suparman mengatakan pihak sekolah tidak meliburkan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena khawatir, orangtua memilih tidak menyekolahkan anaknya.
"Inisiatif dari orangtua sendiri. Keputusan itu orangtua yang mengambil karena pihak sekolah tidak punya kewenangan meliburkan," ujarnya saat ditemui di sekolah, Rabu (11/12).
Menurutnya, jumlah siswa di SDN 252 mencapai 550 orang. Namun, ia memantau siswa yang tidak masuk saat ini ke sekolah mencapai kurang lebih 40 persen. Padahal pihaknya sudah mengimbau kepada para siswa untuk masuk sekolah.
"Ya jadinya bolos, hari ini 40 persen (siswa) nggak masuk walaupun sudah dinformasikan kemarin harus masuk," katanya.
Suparman mengatakan dugaan siswa yang menderita hepatitis A berawal dari informasi orangtua tentang adanya siswa yang sakit hepatitis A setelah diperiksa ke rumah sakit. Mendengar kabar tersebut, ia mengatakan orangtua siswa lainnya khawatir anaknya tertular.
"Yang terdata positif (hepatitis A) baru satu orang kelas 6. Dia terkena atas visum rumah sakit," katanya. Pihaknya pun mendata siswa yang mengalami sakit dengan penyakit bervariasi seperti flu, tifus dan demam.
"Yang didata kemarin totalnya ada 54 orang (siswa yang sakit)," katanya.
Salah seorang orangtua siswa, Indri (33 tahun) mengaku khawatir anaknya terkena penyakit tersebut dikarenakan ada yang menderita hepatitis A. Meski begitu, ia tetap menyekolahkan anaknya dan memberikan asupan vitamin dan porsi makan yang lebih banyak.
"Mudah-mudahan cepat selesai soalnya banyak banget yang kena (sakit) tifus dan hepatitis A," katanya.