Rabu 11 Dec 2019 13:51 WIB

Pemilu Pengaruhi Indeks Kerukunan Beragama

Stabilitas politik dan pemilu pengaruhi indeks kerukunan beragama.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama Fachrul Razi saat menyampaikan indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2019, di Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (11/12). Indeks KUB naik sebesar 73,83, naik tipis dari 2018 sebesar 70.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Menteri Agama Fachrul Razi saat menyampaikan indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2019, di Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (11/12). Indeks KUB naik sebesar 73,83, naik tipis dari 2018 sebesar 70.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) baru saja merilis indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2019. Adapun naik turunnya indeks KUB dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya stabilitas politik dan juga ajang pemilu

Berdasarkan catatan Kemenag, indeks KUB menunjukkan rata-rata nasional pada poin 73,83, atau naik tipis dari tahun sebelumnya sebesar 70. Yang menarik, indeks tahun ini pun melorot tajam angkanya jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 75,36.

Baca Juga

"Kalau kita lihat, di 2015 itu kan pemilu-nya lumayan lebih mudah," kata Menteri Agama Fachrul Razi, di Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (11/12). 

Sedangkan pada Pemilu 2019, dia menyebut, benturan antar-kelompok beragama sangat menguras atensi yang cukup besar. Sehingga sedikit banyak indeks KUB tahun ini turun jika perbandingannya dengan indeks pada 2015.

Selain pemilu, menurutnya naik-turunnya indeks KUB juga dipengaruhi oleh ujaran kebencian. Hal ini dinilai perlu diwaspadai mengingat ujaran kebencian telah masuk secara masif ke berbagai aspek-aspek kehidupan masyarakat, utamanya di media sosial. 

Untuk itu, pihaknya mengaku bakal  mempersiapkan penyusunan kegiatan di setiap kementerian untuk mengakselerasi peningkatan KUB dan meminimalisasi faktor penurunan KUB. Hal itu dilakukan agar terjadi peningkatan KUB dan memberikan reaksi terhadap angka indeks di tahun berikutnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement