REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih telah mencapai kesepakatan secara prinsip dengan Beijing untuk menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung selama 17 bulan. The Guardian melaporkan, seorang sumber yang mengetahui tentang pembicaraan perdagangan mengatakan Gedung Putih akan mengumumkan kesepakatan tersebut pada Kamis (12/12) malam waktu setempat.
"Perjanjian tertulis masih dirumuskan, tetapi pada prinsipnya mereka telah mencapai kesepakatan," ujar narasumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Perang perdagangan Amerika Serikat (AS)-China telah memperlambat pertumbuhan global. Perang dagang juga mengurangi keuntungan serta investasi bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Dalam upaya mengamankan kesepakatan perdagangan fase satu, negosiator AS menawarkan untuk memotong tarif terhadap produk-produk China sebesar 50 persen dan menangguhkan tarif baru yang dijadwalkan berlaku pada Ahad ini.
Para pakar perdagangan mengatakan apabila Presiden Donald Trump tidak menangguhkan tarif baru, maka Beijing akan menerapkan tarif lebih banyak kepada produk-produk AS dan menunda negosiasi setelah pemilihan presiden AS pada November 2020. Tarif baru tersebut rencananya akan diberlakukan pada 15 Desember untuk barang-barang impor dari China seperti konsol video game dan monitor komputer senilai 160 miliar dolar AS.
Pada Agustus, China mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan sebsar lima persen dan 10 persen pada barang-barang AS senilai 75 miliar dolar AS dalam dua gelombang. Tarif pada gelombang pertama dimulai pada 1 September untuk barang-barang AS termasuk kedelai, babi, sapi, bahan kimia, dan minyak mentah.
Tarif pada gelombang kedua akan diaktifkan pada 15 Desember untuk jagung dan gandum, hingga pesawat kecil dan magnet tanah. China juga mengatakan akan menetapkan tambahan tarif 25 persen untuk kendaraan buatan AS dan tarif lima persen untuk onderdil mobil yang sebelumnya telah ditangguhkan pada awal 2019.