Ahad 15 Dec 2019 07:26 WIB

PUPR: Pembangunan Kawasan Nelayan Tingkatkan Ekonomi Pesisir

Pembangunan kawasan nelayan perlu dilakukan lintas sektoral.

Seorang ibu melihat keluar dari jendela rumahnya yang sudah dicat warna ungu di perkampungan nelayan (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Seorang ibu melihat keluar dari jendela rumahnya yang sudah dicat warna ungu di perkampungan nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menyatakan laut adalah masa depan negara Indonesia sebagai negara maritim. Karenanya, pembangunan dan perbaikan kawasan nelayan dapat meningkatkan meningkatkan ekonomi para nelayan yang bertempat tinggal di kawasan pesisir.

"Untuk itu Kementerian PUPR selalu koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan harkat nelayan, sebagai penghayatan Indonesia sebagai negara kepulauan," kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Ahad (15/12).

Pembangunan kawasan nelayan, menurut Menteri Basuki, perlu dilakukan lintas sektoral mulai dari hunian, penataan kawasan pantai termasuk sanitasi dan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan. Adanya kawasan nelayan yang ditingkatkan infrastrukturnya seperti hunian, sanitasi dan air bersihnya diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para nelayan tersebut.

Program pembangunan dan perbaikan kawasan nelayan telah laksanakan di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia seperti di Kalimantan Barat, Pontianak, Tegal, dan Tambak Lorok Semarang. Kementerian juga sudah melakukan penataan kawasan Pantai Gandoriah dan Waterfront City Sungai Pariaman untuk mewujudkan kota pesisir yang modern. Pembangunannya dilakukan pada tahun 2019 dengan anggaran Rp 7 miliar.

Di Kota Pariaman, Sumatera Barat, Kementerian PUPR telah membangun pengaman pantai untuk mencegah kerusakan akibat abrasi pantai dan sebagai sistem peredam energi gelombang air laut. Pembangunannya dilakukan sejak April 2019 dengan anggaran Rp 2,6 miliar.

Selain itu Kementerian PUPR juga telah menyalurkan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 1.000 unit senilai Rp 17,5 juta per unit. Ini tersebar di empat kecamatan yakni Pariaman Utara (400 unit), Pariaman Timur (190 unit), Pariaman Selatan (140 unit) dan Pariaman Tengah (270 unit).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement