REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Perkembangan teknologi harus disikapi dengan bijaksana oleh seluruh kalangan masyarakat. Tidak terkecuali bagi pengelola masjid di seluruh Indonesia.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI), Mohammad Nuh. Ia menekankan agar pengelola masjid termasuk Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) untuk melek digital.
"Ayo kita melakukan kontemplasi, AMKI ke depan ini mau apa, mau kita desain seperti apa," katanya dalam acara Workshop dan Rapat Kerja Nasional AMKI, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (14/12).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan mantan Menteri Komunikasi dan Informasi itu menjelaskan, pada dasarnya masjid merupakan tempat ibadah, tempat muamalah dan tempat berbagi ilmu keagaamaan. Namun, katanya, di era digital saat ini, pembahasan perekonomian di lingkungan masjid menjadi sangat penting.
Dengan begitu, pengelolaan masjid dengan baik harus dilakukan. Hal tersebut, katanya, dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) modern dalam menghadapi tantangan zaman.
Terlebih, jelasnya, generasi muda saat ini sudah termasuk dalam kategori socially responsible. Menurutnya, generasi muda saat ini mudah tersentuh dan memiliki sifat dermawan yang tinggi.
"Kita bisa arahkan sifat itu untuk pemahaman wakaf, sedekah melalui digital yang dikelola oleh Masjid. Kita kuatkan sedekah di kalangan mahasiswa, setiap hari Jumat, misalnya melakukan wakaf atau sedekah, melalui HP atau aplikasi yang dikembangkan," jelasnya.
Untuk itu, peserta didik termasuk mahasiswa perlu disiapkan dalam menghadapi tantangan zaman. Ia juga mengajak AMKI untuk memiliki generasi muda yang dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan percepatan teknologi.
"Mari kita sama-sama untuk mengembangkan masjid kita, masjid-masjid di kampus masing-masing," katanya.