Senin 16 Dec 2019 09:53 WIB

AS-Cina Sepakat, IHSG Berpeluang Menguat

AS dan Ciina sepakat menunda penerapan tarif untuk mengurangi ketegangan dagang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Truk mengangkut barang-barang di Pelabuhan Oakland, Kalifornia, Amerika Serikat, (22/6). AS dan China menyepakati perjanjian dagang baru yang disebut
Foto: AP Photo/Ben Margot
Truk mengangkut barang-barang di Pelabuhan Oakland, Kalifornia, Amerika Serikat, (22/6). AS dan China menyepakati perjanjian dagang baru yang disebut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/12). Indeks saham melemah 0,04 persen ke level 6197,314 dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 6197,318.

Berdasarkan analisa teknikal dari Pilarmas Investindo Sekuritas IHSG memiliki peluang menguat pada hari ini. Hal tersebut lantaran dipengaruhi hubungan Amerika Serikat (AS) - China yang membaik dan sudah mencapai kesepakatan dagang.  

Baca Juga

"IHSG akan menguat dan diperdagangkan pada level 6.158-6216," kata analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

Seperti diketahui, AS dan China pada akhirnya menyepakati teks kesepakatan perdagangan fase satu. Kesepakatan ini mencakup penghapusan tarif barang barang dari China secara bertahap. Wakil Menteri perdagangan, Wang Souwen, mengatakan beberapa pungutan tarif akan mulai dikurangi dan pembicaraan mengenai fase kedua akan segera dimulai. 

Disatu sisi, China akan mulai meningkatkan impor dari AS dan negara-negara lain. Komentar ini merupakan salah satu komentar pertama China dari kesepakatan yang telah ditandatangani oleh Trump pada Kamis kemarin, yang dimana bertujuan untuk menghentikan tarif yang akan naik pada tanggal 15 Desember. 

Trump pun mengungkapkan di Twitter, Amerika telah menyetujui kesepakatan tahap pertama yang sangat besar dengan China. Mereka telah setuju untuk melakukan banyak perubahan, mulai dari struktural, pembelian produk pertanian, energi, barang barang manufaktur, dan masih banyak lagi. 

Sejauh ini tarif 25 persen akan tetap sama seperti sekarang, dengan tambahan 7,5 persen akan dikenakan kepada sisanya. Dengan mempertehankan tarif yang sudah ada, Trump tetap saja menginginkan posisi daya tawar pada saat diskusi untuk kesepakatan fase kedua nanti.

"Kesepakatan tahap kedua nanti, mungkin saja menanti pemilihan 2020 untuk langkah berikutnya, namun apabila AS dan China bisa memulai lebih dulu, tentu hal itu tidak masalah," terang Nico. 

Teks kesepakatan yang terdiri dari 9 BAB berisikan tentang kekayaan intelektual, transfer teknologi, makanan dan produk pertanian, keuangan, mata uang dan transaparansi, meningkatkan transaksi perdagangan, penilaian bilateral, dan penyelesaian sengketa. Bagi China hal ini merupakan kemenangan kecil untuk Presiden Xi Jinping, selain tidak menyerah pada tekanan pihak luar, Presiden Xi juga langsung mengimplementasikan perjanjian tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement