REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar pukul 11.00 WIB Rengga (29) tengah mengecek barang di gudang tempat usaha ayahnya. Ia melihat di lubang ukuran kurang lebih dua meter bekas mesin pompa air terdapat belasan anak ular kobra.
Ia segera memanggil pegawai di sana untuk membantu mengambil anak - anak ular. Pegawainya mengambil satu per satu anak luar tersebut menggunakan kayu dan memegang kepalanya untuk di masukan ke kaleng toples bekas makanan.
Sebanyak 18 ekor anak ular kobra berhasil pegawai tersebut kumpulkan. Kondisi tempat di temukannya ular tersebut memang terdapat tumpukan besi dan kayu, kemungkinan ini membuat ular mudah bersarang di tempat itu.
Rumah tersebut adalah rumah yang digunakan untuk tempat tinggal sekaligus rumah usaha yang memproduksi kayu - kayu dupa. Sehingga, tak heran jika banyak barang dan tumpukan kayu di sana.
Hera (29) istri dari Rengga menceritakan jika kawasannya memang sering di temukan ular. "Kalau kata tetangga sarangnya ularnya ada di pohon - pohon bambu di samping rumah. Tetangga di samping rumah pun pernah melihat di klosetnya muncul kepala ular,"kata dia saat ditemui di kediamannya oleh Republika.co.id, Senin (16/12).
Pengamatan Republika.co.id, kawasan tersebut memang masih banyak pohon - pohon besar seperti, pohon nangka, bambu dan sebagainya. Baik yang tumbuh di pekarangan rumah warga maupun di lahan kosong.
Hera juga menceritakan, empat hari sebelum menemukan belasan anak ular tersebut pegawainya juga menemukan satu anak ekor ular.
Ia menambahkan, sebelum musim hujan pegawai dari ayahnya pun sempat bercerita kepada ayahnya jika menemukan sisik ular.
Jadi, sebenarnya sudah banyak tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan ular di kediamannya. Namun, ia dan keluarga masih belum benar - benar menangkap sinyal tersebut sampai menemukan anak-anak ular tersebut.
Ia dan keluarga khawatir jika di temukan ular kembali di rumahnya. Sehingga, pada hari ditemukannya ular itu mereka segera menghubungi sektor Damkar Kembangan.
Tak selang berapa lama satu tim Damkar datang ke rumahnya. "Iya mereka datang ke sini. Kami berharap mereka bisa menemukan sarang ularnya biar gak masuk rumah lagi,"ujarnya.
Hera menceritakan petugas damkar menyusuri rumahnya untuk memastikan tidak ada lagi ular yang tersisa. Namun, kata dia, petugas Damkar tidak menemukan sarang dari ular tersebut.
Setelah itu mereka membawa 18 ekor anak ular yang di temukan. Pegawai yang tengah mengelas besi di rumahnya menegur Hera yang sedang berjalan.
"Tadi nemu satu ular lagi,"ujar pegawai tersebut. Hera langsung menunjukkan ekspresi ketakutan mendengar itu.
Ketua RT. 012 / RW. 03 Kelurahan Joglo, Kembangan, Jakarta Barata, Ma'ah mengakui jika sejak dulu masyarakat di daerahnya kerap menemukan ular. "Udah dari dulu di sini banyak ular. Cuma gak diberitakan,"ujarnya di temui di rumahnya.
Namun, ia mengatakan selama ini telah rutin melakukan kerja bakti membersihkan tempat - tempat yang disinyalir menjadi sarang ular. Namun, tidak bisa semua pohon - pohon besar dan bambu bisa di tebang sembarang, apalagi jika berada di pekarangan rumah, perlu meminta izin kepada pemiliknya. "Tapi Alhamdulillah, selama ini aman warga gak ada yang kepatok ular,"ujarnya.
Eko Sumarno Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat mengatakan ular - ular tersebut telah di serahkan kepada Yayasan Sioux Ular Indonesia di wilayah Serpong, Tangerang. "Kami sudah serahkan ke Yayasan Sioux Ular Indonesia di wilayah Serpong, Tangerang "ujar Eko.
Eko menghimbau agar masyarakat segera menghubungi Damkar setempat jika menemukan ular. Menurutnya, ular kobra sangat berbahaya dan mengancam nyawa jika tidak ditangani oleh orang yang ahli.