Selasa 17 Dec 2019 09:38 WIB

Lawan Rasialisme, Seri A Dinilai Punya Kampanye Aneh

Rasialisme telah menjadi masalah di sepanjang musim di Serie A.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Agung Sasongko
Romelu Lukaku pernah jadi korban rasisme di Italia.
Foto: AP/Luca Bruno
Romelu Lukaku pernah jadi korban rasisme di Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Serie A Liga Italia menampilkan lukisan yang menggambarkan tiga monyet yang mewakili tiga ras bebeda. Lukisan tersebut rupanya merupakan kampanye anti-rasisme di Italia.

"Seni sejati adalah provokasi. Gagasan di balik karya seni (Simone) Fugazzotto adalah bahwa siapa pun yang meneriakkan nyanyian rasis akan mundur ke status primitifnya menjadi monyet," kata asoasiasi liga dalam sebuah pernyataan kepada The Associated Press dikutip Fox Sport, Selasa (17/12).

Bagi Seniman Italia, Simone Fugazzotto mengatakan, lukisannya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa setiap manusia adalah ras yang sama. Sementara, Fare, kelompok pemantau diskriminasi sepak bola terkemuka, menyebutnya lelucon yang sakit.

Lebih lanjut, Fare menyebut lukisan itu merupakan sebuah kemarahan, dan dapat menimbulkan kontra-produktif denga  melanjutkan dehumanisasi orang-orang Afrika.

"Sulit untuk melihat apa yang dipikirkan Serie A, siapa yang mereka konsultasikan? Sudah waktunya bagi klub progresif di liga untuk membuat suara mereka didengar."

Rasialisme telah menjadi masalah di sepanjang musim dengan nyanyian ofensif yang ditujukan pada Romelu Lukaku (Inter Milan), Franck Kessie (AC Milan), Dalbert Henrique (Fiorentina), Miralem Pjanic (Juventus), Ronaldo Vieira (Sampdoria), Koulibaly (Napoli) dan Mario Balotelli (Brescia). Semua pemain kulit hitam yang mendapat tekanan, terkecuali Pjanic, yang berkebangsaan Bosnia dan tidak berkulit hitam.

Mereka yang melakukan nyayian dan sindiran tersebut tidak dijatuhi hukuman. "Sekali lagi sepak bola Italia membuat dunia tak bisa berkata-kata. Di negara di mana pihak berwenang gagal menangani rasisme dalam setiap pekan, Serie A telah meluncurkan kampanye yang terlihat seperti lelucon yang menjijikkan," kata Fare.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement