Rabu 18 Dec 2019 09:44 WIB

Perekonomian Indonesia Stabil, IHSG Berpeluang Menguat

Peluang penguatan IHSG juga didorong aliran modal masuk dan ekonomi yang stabil.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Pengendara melintasi layar pergerakan saham di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,16 persen atau turun 69 poin ke level 5.953,06 pada Kamis (28/11).
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pengendara melintasi layar pergerakan saham di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,16 persen atau turun 69 poin ke level 5.953,06 pada Kamis (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (18/12). Indeks saham dibuka di zona merah pada level 6.243. Tercatat pukul 09.22 WIB, IHSG berada di level 6.225.

Kendati demikian, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, 

Baca Juga

IHSG masih memiliki peluang menguat hingga penutupan perdagangan nanti. "Kami perkirakan IHSG akan diperdagangkan dikisaran 6.089-6.261," kata William. 

William mengatakan, pola kenaikan IHSG masih akan terlihat pada hari ini. Baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang masih terlihat pola uptrend pada pergerakan IHSG. 

Menurut William, hal ini juga ditunjang beberapa faktor seperti masih tercatatnya aliran modal masuk secara year to date, stabilnya perekonomian, serta kuatnya fundamental perekonomian hingga saat ini.

Sementara itu, berdasarkan riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pergerakan IHSG hari ini turut dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal. Salah satunya pemberitaan mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Dikabarkan, Donald Trump akan masuk lagi ke bursa pemilihan presiden AS. Jika Trump kembali menjabat, dikhawatirkan dapat meningkatkan perang dagang dengan negara lain. Sebelumnya, perang dagang antara AS-China telah memberikan dampak yang signifikan terhadap negara-negara lain.

"Tidak hanya itu saja, intervensinya terhadap The Fed diperkirakan akan lebih luas lagi," kata analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement