Kamis 19 Dec 2019 14:00 WIB

'Laga' Panas El Clasico di Luar Stadion

Polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di luar laga El Clasico

Rep: Rizky Suryandika/ Red: Agung Sasongko
Aksi suporter Barca pendukung pemisahdan Katalan dari Spanyol pada laga El Classico antara FC Barcelona melawan Real Madrid di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Kamis (19/12) dini hari.
Foto: Juan Medina/Reuters
Aksi suporter Barca pendukung pemisahdan Katalan dari Spanyol pada laga El Classico antara FC Barcelona melawan Real Madrid di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Kamis (19/12) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi anti huru-hara Spanyol bentrok dengan pengunjuk rasa pada Rabu malam di luar pertandingan sepak bola antara Barcelona dan Real Madrid. Dilansir dari kantor berita AP, Kamis (19/12) pertandingan di stadion Camp Nou Barcelona dimulai tanpa insiden dan dihentikan hanya sebentar ketika beberapa penggemar melemparkan bola ke lapangan membawa pesan bagi pemerintah Spanyol untuk membuka dialog dengan separatis.

Dalam bentrokan di jalan, polisi anti huru hara menggunakan tongkat untuk memaksa massa kembali. Pendemo membalas dengan melemparkan benda ke arah petugas yang berbaris di belakang perisai. Polisi mengatakan sembilan orang telah ditangkap, dan kantor berita nasional Spanyol Efe melaporkan ada 12 orang terluka.

Baca Juga

Ketika pertandingan berakhir, para penggemar diarahkan untuk pergi di sisi selatan stadion untuk menghindari bentrokan di luar.

Para separatis berusaha untuk mempromosikan tawaran kemerdekaan mereka dengan menggunakan liputan media tentang pertandingan antara Barcelona dan rival sengitnya Real Madrid. Dikenal sebagai El Clásico, pertandingan kedua tim itu ditunda pada 26 Oktober di tengah protes keras oleh separatis.

Ketika kerumunan memasuki stadion sepak bola terbesar di Eropa Rabu malam, penjaga keamanan menyita topeng yang digunakan penonton sepakbola. Tujuannya untuk memastikan mereka dapat diidentifikasi pada CCTV jika mereka melanggar hukum.

Saat permainan dimulai, beberapa penggemar mengacungkan tanda biru bertuliskan 'Spanyol, Sit and Talk "dan " Freedom. Sebuah kelompok online bernama Tsunami Democratic berada di belakang aksi protes. Mereka mengklaim lebih dari 25.000 orang mendaftar untuk berdemonstrasi di dekat stadion di Barcelona, ​​ibukota Catalonia, meskipun sulit untuk membedakan antara pengunjuk rasa dan penggemar.

Sebenarnya ada suasana yang meriah sebelum pertandingan, meskipun beberapa pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama ke stadion. Tim Barcelona meminta para penggemarnya untuk berperilaku sopan dan tidak mempengaruhi pertandingan.

Francisco Sánchez, mekanik berusia 60 tahun, berada di luar Camp Nou beberapa jam sebelum pertandingan. Dia tidak memiliki tiket, tetapi ia salah satu dari beberapa pengunjuk rasa yang membagikan spanduk biru kecil dengan pesan yang mendesak Spanyol untuk memulai dialog.

"Saya berharap gerakan ini akan membuat para pemimpin kita menyadari bahwa mereka harus memberhentikan hukuman (para separatis) dan mulai mengambil tindakan," katanya. 

"Ini tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan, tetapi melalui kata-kata," ujarnya.

Henrik Noerrelund, tukang listrik berusia 55 tahun dari Denmark, terbang bersama istrinya untuk menghadiri pertandingan pertamanya di Barcelona setelah seumur hidup mendukung klub.

"Di tempat saya, mereka dulu mengatakan politik dan sepak bola tidak sama, tapi hari ini Anda harus menerimanya," kata Noerrelund. 

"Itu ada di sana, Anda tidak dapat memisahkannya, Anda telah melihatnya selama bertahun-tahun, dan saya tidak berpikir mereka bisa memisahkannya dan hanya bermain sepak bola," ujar Noerrelund.

Sentimen separatis tumbuh tajam di Catalonia selama resesi global yang melanda Spanyol. 7,5 juta penduduk Catalonia terbagi rata oleh pertanyaan pemisahan diri jika menurut jajak pendapat dan hasil pemilihan.

Separatis telah menggunakan stadion Camp Nou sebagai platform protes selama bertahun-tahun.Mereka meneriakkan "Freedom!" pada waktu tertentu selama pertandingan dan terkadang membentangkan spanduk.

Persaingannya dengan Real Madrid memiliki arus politik yang sudah berusia puluhan tahun. Catalan melihat tim ibukota Spanyol itu sebagai simbol dominasi, pusat kekuatan, dan ciri khas persatuan dan otoritas Spanyol.

Pendukung Madrid, pada gilirannya, melihat Barcelona sebagai mewakili wilayah pengkhianat yang ingin memecah Spanyol. Selama bertahun-tahun, beberapa penggemar Barcelona mengibarkan spanduk besar di permainan bertuliskan "Catalonia is not Spain."

Pemain dari kedua tim biasanya rukun. Tim nasional Spanyol yang memenangkan Piala Dunia 2010 dan dua Kejuaraan Eropa penuh dengan pemain dari kedua belah klub. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement