REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Klub Bundesliga Jerman FC Cologne menarik proyek akademi sepak bolanya di China. Alasannya karena hak asasi manusia (HAM) secara masif diperlakukan secara tidak hormat di Negeri Tirai Bambu.
Cologne dijadwalkan menjalankan sekolah sepak bola bagi pemuda di Shenyang, China, dengan biaya 1,8 juta euro.
"Kami memutuskan tidak melanjutkan proyek itu (akademi sepak bola) karena situasi saat ini," kata Presiden FC Cologne Werner Wolf dilansir dari Yahoo.com pada Kamis (19/12).
Wolf mengatakan, keputusan itu diambil juga sebagai langkah evaluasi ulang atas proyek tersebut. Hal ini terkait sumber daya dan prioritas klub. "Langkah kerja sama lain yang memungkinkan, contohnya sponsor dari perusahaan China belum ditolak oleh kami," ujar Wolf.
Namun mantan Presiden FC Cologne Stefan Mueller-Roemer menyatakan klubnya tak butuh dukungan China. Stefan saat ini bertindak sebagai kepala dewan fan FC Cologne. "Hak asasi manusia secara masif diinjak-injak di China," tegas dia.
Akademi itu bagian dari kesepakatan tahun 2016 antara Pemerintah Jerman dan China. Rencananya, akademi dijalankan hingga 2021 dan fokus pada tukar pengetahuan sepak bola antarkedua negara.
"China ingin mencuri pengetahuan sepak bola kami, seperti yang China lakukan di dunia bisnis 20 tahun belakangan. Ini terjadi karena pemimpin yang terlalu naif," lanjut Stefan.
Sementara itu, jubir Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menanggapi pernyataan Stefan. Pemerintah China membantah komentar Stefan. "Tanggapan dari seorang warga Jerman hanya sesuatu yang tidak masuk akal," kata Shuang.
Diduga, respon Cologne berkaitan dengan kritik pemain Jerman Mesut Oezil soal penderitaan yang dialami Muslim Uighur di Xinjiang. Kritik Oezil mendapat bantahan keras Pemerintah China.