REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mengaku prihatin dengan kejadian perusakan Alquran yang terjadi di wilayahnya. Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, bagaimanapun tersangka merupakan salah satu warganya yang perlu mendapatkan perhatian.
"Saya mendengar dan membaca tentang kejadian ini, saya merasa prihatin. Karena dia itu masih merupakan masyarakat kami," kata dia, Jumat (20/12).
Berdasarkan keterangan saksi ahli, tersangka perusakan Alquran berinisial ERN (33 tahun) mengalami gangguan kejiwaan. Kendati demikian, polisi akan tetap melakukan penyidikan hingga kasus itu dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri, untuk diteruskan ke pengadilan.
Yusuf mengatakan, pihaknya akan terus memantau proses hukum tersebut. Jika di pengadilan nanti tersangka dinyatakan tidak bersalah karena mengalami gangguan jiwa, pemkot akan meminta Dinas Sosial untuk melakukan penanganan kepada tersangka.
"Kalau sudah inkrah dinyatakan tak bersalah, kita minta Dinsos berangkatkan ke RSMM Bogor untuk diobati. Karena dia juga salah stau masyarakat kita," kata dia.
ERN diketahui tercatat sebagain warga Cibangun, Kecamatan Cibereum, Kota Tasikmalaya. Tersangka diketahui beragama Islam. Tersangka juga tidak memiliki pekerjaan dan sering berpindah-pindah tempat untuk tidur.
Yusuf mengatakan, kejadian itu merupakan musibah bagi Pemkot Tasikmalaya. Menurut dia, dengan adanya kejadian itu Kota Tasikmalaya akan dicap sebagai daerah yang memiliki banyak orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Namun, pihaknya terus berkomitmen untuk menyembuhkan ODGJ yang ada di Kota Tasikmalaya, terutama untuk membebaskan pemasungan ODGJ di wilayahnya.
Ia menambahkan, perusakan Alquran itu dilakukan secara perorangan karena gangguan jiwa dan tidak melibatkan pihak tertentu. Karena itu, ia mengimbau semua pihak agar tetap kondusif mentikapi maslaah tersebut. Apalagi, saat ini merupakan momen menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Kita harap semua kondusif dan aman," kata dia.