REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hasan Rouhani menyambut baik keputusan Jepang tidak bergabung dengan misi angkatan laut Amerika Serikat (AS) di Teluk. Ia mengatakan keputusan itu sebagai jalan untuk melanggar sanksi AS.
"Jepang mengumumkan tidak akan ambil bagian dalam rencana Amerika untuk mengamankan wilayah Teluk, yang mana sesuatu yang kami sambut baik," kata Rouhani di stasiun televisi pemerintah Iran seperti dilansir dari Aljazirah, Ahad (22/12).
Setelah keluar dari kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JPCOA) AS memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. Hal itu memicu Teheran perlahan-lahan mengurangi komitmen mereka pada kesepakatan itu.
"Jepang mengirimkan kapal pengawas tapi tidak ke Teluk dan Selat Hormuz," kata Rouhani.
Sanksi AS membuat Irak tidak bisa menjual minyak mentah ke luar negeri. Hal itu membuat perekonomian mereka terpuruk. AS mengajukan rencana misi angkatan laut setelah ada beberapa serangan ke kapal tanker pada Mei dan Juni.
Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara pada acara KL Summit 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, (19/12).
AS menyalahkan Iran atas serangan-serangan itu termasuk serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi pada September. Iran membantah terlibat dengan serangan-serangan tersebut.
Pada Juli pasukan Iran menyita kapal tanker Inggris di Selatan Hormuz setelah angkatan laut Inggris menahan kapal Iran di Selat Gibraltar. Kedua kapal itu sudah dibebaskan.
"Pada memecah sanks-sanksi, Jepang mengajukan proposal baru dan kami juga memiliki proposal baru dan kami membahas itu dan sudah diputuskan pembicaraan antar kedua negara dalam isu ini akan dilanjutkan," kata Rouhani.