Kamis 26 Dec 2019 12:49 WIB

Warga Sekitar PLTD Apung Aceh Zikir Peringati Tsunami

Seratusan warga di sekitar PLTD Apung berzikir untuk memperingati 15 tahun tsunami

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan mengunjungi tempat wisata tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge, Banda Aceh, Aceh, Selasa (23/8). Seratusan warga di sekitar PLTD Apung berzikir untuk memperingati 15 tahun tsunami pada Kamis (26/12). Ilustrasi.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Wisatawan mengunjungi tempat wisata tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge, Banda Aceh, Aceh, Selasa (23/8). Seratusan warga di sekitar PLTD Apung berzikir untuk memperingati 15 tahun tsunami pada Kamis (26/12). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Seratusan warga yang merupakan penduduk di sekitar situs Tsunami Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berzikir untuk memperingati 15 tahun peristiwa gempa bumi disertai gelombang tsunami, Kamis (26/12). Selain berzikir, mereka juga mengenang tsunami dengan tausiyah dan doa bersama di depan PLTD tersebut.

Dari pantauan di lokasi acara, kegiatan dipusatkan di Masjid Subulussalam yang berhadapan Situs Tsunami PLTD Apung di Gampong (Desa) Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. "Warga berdatangan sejak pagi, sedangkan acara zikir, tausiyah, dan ditutup doa bersama yang dibawakan oleh tengku (ustadz) sekitar pukul 08.00," kata Deny Hadiansyah yang merupakan warga setempat.

Baca Juga

Menurutnya penduduk setempat menggelar kegiatan ini secara bersama bertujuan agar anggota keluarga mereka yang kena musibah gempa bumi dan tersapu gelombang tsunami diberikan tempat yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Peristiwa yang terjadi pada 26 Desember 2004, lanjutnya, tidak hanya membekas dalam ingatan. Tetapi goncangan gempa bumi dan terjangan gelombang lautan tersebut juga menyisakan jejak kelam hingga kini.

"Kapal yang memiliki bobot 2.600 ton ini sebelumnya berada di laut atau pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Namun Pada sekitar pukul 08.45 WIB, kapal ini terhempas oleh gelombang tsunami ke gampong kami sejauh lima kilometer," terangnya.

Kapal PLTD Apung tersebut memiliki panjang 63 meter dengan lebar 19 meter yang berfungsi mengaliri listrik sekitar 10 megawatt. "Anggota keluarga saya banyak yang meninggal, tapi tidak dengan ibu saya. Tetapi kejadian itu sudah saya ikhlaskan. Saya berharap Banda Aceh khususnya, dan Provinsi Aceh umumnya agar berubah ke arah yang lebih baik," ucap Deny.

Rizky, petugas PLTD Apung dari dalam pagar mengatakan selama kegiatan peringatan tsunami berlangsung di Mesjid Subulussalam, maka aktivitas pengunjung dihentikan sementara. Kabar kemegahan kapal PLTD Apung tersebut cepat tersiar seantero dunia dan mampu menarik minat wisatawan baik dalam dan luar negeri berkunjung.

"Akhir tahun seperti saat ini, biasanya lonjakan pengunjung di PLTD Apung terjadi. Selain hari raya Idul Fitri yang pengunjung bisa mencapai ribuan orang dalam sehari," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement