Wisatawan berkunjung di situs Tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. (FOTO : Hotli SImanjuntak/EPA EFE)
Wisatawan berkunjung di situs Tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. (FOTO : Hotli SImanjuntak/EPA EFE)
Wisatawan berkunjung di situs Tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. (FOTO : Hotli SImanjuntak/EPA EFE)
Wisatawan berkunjung di situs Tsunami Kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. (FOTO : Hotli SImanjuntak/EPA EFE)
Suasana situs Tsunami Kapal PLT Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Aceh, Minggu (22/12/2019). (FOTO : Antara/Ampelsa)
Wisatawan berkunjung di situs Tsunami Kapal PLT Apung di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Aceh, Minggu (22/12/2019). (FOTO : Antara/Ampelsa)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati kejadian tsunami Aceh akan selalu membaaw ingatan kepada kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut Banda Aceh. Kapal ini sedianya berada di tengah perairan menyuplai listrik bagi wilayah Ulee Lheue.
Namun pada saat peristiwa tsunami 15 tahun lalu kapal sepanjang 63 meter ini 'hanyut' terbawa gelombang pasang tsunami setinggi 9 meter ke tengah Kota Banda Aceh. Berbotot 2600 ton tidak terbayangkan kapal seberat ini akan terdampar di tengah pemukiman penduduk. 5km dari tempat asalnya di perairan Aceh.
Kini kapal ini menjadi penanda peristiwa besar tersebut. Sebagai pengingat bagaimana dahsyatnya tsunami yang terjadi saat itu.
sumber : EPA-EFE
Advertisement