REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Korban jiwa akibat topan dahsyat di Filipina hingga kini mencapai 47 orang. Badai Phanfone yang terjadi pada pekan Natal itu juga menyebabkan 143 orang terluka dan sembilan orang masih dinyatakan hilang.
Laman Anadolu Agency mencatat korban meninggal berasal dari empat daerah di Filipina tengah dan ujung timur laut Pulau Mindanao selatan. Topan Phanfone secara lokal dikenal dengan Ursula.
Topan melanda provinsi Samar Timur pada 24 Desember yang menyebabkan kerusakan besar infrastuktur dan rumah-rumah warga di sebagian besar wilayah Filipina. Menurut media pemerintah, topan Phanfone memengaruhi hampir 482 ribu keluarga dan merusak sekitar 378.312 rumah.
Sebanyak 103.118 rumah hancur total dan 275.194 di antaranya rusak sebagian di daerah Mimaropa, Visayas Barat, Visayas Tengah, dan Visayas Timur. Topan juga menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan pertanian di daerah yang terkena dampak. Pihak berwenang menampung 111.345 orang di 602 pusat penampungan sementara.
Dewan Nasional Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Filipina (NDRRMC) mengatakan hampir dua juta warga terkena dampak topan. "Topan menyebabkan kerusakan sekitar 21,3 juta dolar AS infrastuktur dan pertanian," kata NDRRMC dilansir CNN.
Beberapa daerah wisata, termasuk pulau resor Boracay yang populer, juga rusak. Bandara Internasional Kalibo ditutup sementara dan penerbangan dibatalkan setelah topan merusak atap gedung terminal.
NDRRMC mengatakan total 116 penerbangan domestik dan tiga penerbangan internasional dibatalkan karena badai itu. Kendati demikian, operasi di wilayah tersebut telah dilanjutkan kembali seperti biasa kini. Filipina berada di jalur yang memungkinkan terkena lebih banyak topan daripada negara lain, menurut Badan Layanan Atmosfer, Geofisika dan Astronomi Filipina (PAGASA).