Rabu 11 Jun 2025 21:52 WIB

Kelompok Den Haag akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Pelanggaran Hukum Internasional oleh Israel

Kelompl Den Haag diketuai bersama oleh Kolombia dan Afrika Selatan.

Warga Palestina membawa tas berisi makanan dan paket bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa, 10 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Adel Kareem Hana
Warga Palestina membawa tas berisi makanan dan paket bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa, 10 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kelompok Den Haag yang diketuai bersama oleh Kolombia dan Afrika Selatan akan menggelar pertemuan darurat tingkat menteri di ibu kota Kolombia, Bogota, pada 15–16 Juli mendatang. Pertemuan akan membahas pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.

“Pertemuan darurat ini diselenggarakan sebagai respons atas pelanggaran hukum internasional yang terus berlangsung dan meningkat oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina, termasuk kejahatan genosida. Fokus utama pertemuan ini adalah menyusun langkah hukum dan diplomatik secara terkoordinasi untuk menghentikannya,” ujar Kementerian Luar Negeri Kolombia dan Afrika Selatan, Selasa (10/6/2025).

Baca Juga

Pernyataan itu menegaskan bahwa agenda utama pertemuan adalah membahas kewajiban hukum negara-negara, sebagaimana tercantum dalam opini penasihat Mahkamah Internasional (ICJ) pada Juli 2024, untuk menghentikan segala tindakan yang mempertahankan “situasi ilegal” Israel di Palestina dan mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Negara-negara peserta dijadwalkan mengumumkan langkah konkret di Bogota untuk menegakkan hukum internasional, menghentikan genosida, serta memastikan keadilan dan akuntabilitas. Kelompok ini dibentuk di Den Haag pada 31 Januari lalu oleh Bolivia, Kolombia, Kuba, Honduras, Malaysia, Namibia, Senegal, dan Afrika Selatan, sebagai tanggapan terhadap pelanggaran berat hukum internasional di Palestina.

Sejak Oktober 2023, Israel menolak seruan internasional untuk gencatan senjata dan terus melancarkan serangan berskala genosida di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 55.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga kemanusiaan internasional telah memperingatkan risiko kelaparan yang mengancam lebih dari 2 juta penduduk di wilayah kantong tersebut.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas kejahatan perang terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement