REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa tektonik dengan magnitudo 4,9 yang pada Selasa (31/12) pukul 12.18.27 WIB terjadi di Tolitoli dan Buol, Sulawesi Tengah. Gempa itu dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik yang merupakan ciri khas gempa dampak tumbukan lempeng.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa terjadi episenter di laut sekitar 43 km arah timur Tolitoli pada kedalaman 66 km. Gempa itu merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas subduksi lempeng yang menunjam ke bawah lempeng utara Pulau Sulawesi.
Guncangan akibat gempa dilaporkan dirasakan di Tolitoli dan Buol dalam skala intensitas IV MMI (dirasakan oleh orang banyak). Sementara di Parigi Moutong, gempa dalam skala III MMI atau getarannya terasa seperti ada truk lewat dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Warga di Tolitoli dan Buol dilaporkan sempat lari berhamburan ke luar rumah saat merasakan getaran akibat gempa. Namun sampai sekarang, belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa.
Menurut hasil pemodelan, gempa yang melanda wilayah Tolitoli dan Buol tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 12.41 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan setelah gempa utama.
BMKG mencatat Tolitoli dan Buolsebagai daerah yang rawan gempa. "Sejarah mencatat di wilayah ini pernah terjadi gempa kuat dan merusak pada tahun 1979, 1983, 1996, dan 1997. Tsunami juga pernah terjadi di pantai Tolitoli pada tahun 1904," kata Daryono.