REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Mamah Dedeh mengkritisi kegiatan akhir tahun banyak digunakan orang untuk berbagai hal yang menunjukkan kesombongan. Di antaranya adalah merayakan malam tahun baru dengan kegiatan yang hura-hura dan megah-megahan.
Menurut Mamah Dedeh, kesombongan yang dimiliki manusia tidaklah ada gunanya. "Allah menciptakan manusia dari tanah. Saat hujan Anda bermain bola di tanah lapang, terkena kotor, yang ingin Anda lakukan adalah membersihkannya, lalu kenapa kita sombong?" katanya saat mengisi tausiyah Dzikir Nasional Republika 2019 di Masjid At-Tiin, Jakarta Timur, Selasa (31/12).
Menurut Ustazah yang sering mengisi acara di televisi ini, akan lebih baik menghabiskan waktu dengan muhasabah diri. "Akhir tahun yang harus dilakukan itu muhasabah diri. Apa perintah Allah yang belum dilaksanakan, apa larangan Allah yang malah kita lakukan," katanya. Hal tersebut menurutnya lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu dengan berhura-hura. "Allah benci dengan orang yang berlebihan," katanya.
Dalam rukun iman keenam, terdapat qada dan qadar yang merupakan ketetapan Allah bagi manusia. Qadar adalah ketentuan Allah yang sudah tidak bisa diubah, sedangkan qada adalah ketentuan yang bisa manusia ubah. Oleh sebab itu, menurutnya penting untuk melakukan muhasabah diri bagi manusia untuk memperbaiki diri di tahun setelahnya. "Qada ketentuan Allah yang bisa diubah, kita bisa mengubahnya dengan bersedekah, berdoa, dan berzikir," katanya.
Dengan begitu menghadiri kegiatan zikir pada akhir tahun merupakan salah satu cara untuk bermuhasabah diri. Sesorang dapat mengubah ketentuan qada dalam hidup dengan mengikuti zikir dan memiliki hidup yang lebih baik di tahun berikutnya. "Yuk muhasabah diri kalau yang merasa belum baik perbaiki, supaya kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah," ajaknya kepada peserta yang hadir.
Selain itu, ia mengapresiasi adanya acara tahunan Dzikir Nasional Republika, "Munculnya kegiatan ini sejak 18 tahun lalu dapat meminimalisir kegiatan yang tidak diinginkan saat pergantian tahun'" katanya.
Mardiana, salah satu pengunjung sangat mengapresiasi diadakannya Dzikir Nasional 2019 tersebut. "Menurut saya luar biasa dan banyak manfaatnya karena kita juga bisa bersilaturahim dengan sesama muslim juga," katanya. Selain itu, menurutnya dalam Islam tidak ada merayakan tahun baru, sehingga mengikuti dzikir adalah satu cara untuk menambah pahala.
Wanita 44 tahun ini mengaku sudah sering mengikuti kegiatan dzikir, "Saya memang sudah biasa ikut dzikir jadi rasanya pengen terus untuk ikut," katanya. Namun, ini adalah kali pertama baginya mengikuti kegiatan zikir di acara Festival Republik & Dzikir Nasional pada malam pergantian tahun, "Biasanya saya ikut kegiatan Dzikir di Az-Zikra dengan almarhum Ustaz Arifin Ilham," katanya.
Sementara itu, menurut ketua panitia pelaksanaan Festival Republik & Dzikir Nasional 2019, Asrul Busyron, Dzikir Nasional Republika 2019 juga akan diisi oleh tausiyah dari ustaz lain. Hingga malam pergantian tahun ustadz yang akan mengisi antara lain, Mamah Ust.Cholidi Asadil Alam, Habib Jindan bin Novel, Ust Boby Herwibowo, KH.Cholil Nafis, Ust.H. Abdul Mu'thi, dan Ust Muhammad Jazir ASP.
Selain itu, sebagai acara puncak kegiatan ini akan ditutup dengan doa dan dzikir akhir tahun yang dipimpin oleh Ustaz Abdul Sukur, dari Masjid Az-Zikra. Masjid tersebut didirikan oleh almarhum KH.Muhammad Arifin Ilham.