REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) akan melakukan Kongres 2020 dengan salah satu agenda pemilihan ketua umum. Sejumlah nama pun muncul, seperti Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, hingga Drajad Wibowo.
Dari nama-nama yang muncul, Zulkifli Hasan sebagai ketua umum pejawat dianggap sebagai calon terkuat.
Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia Igor Dirgantara menilai kuatnya Zulhas dapat dilihat dari dukungan wilayah yang mulai muncul.
"Jelang Kongres PAN, dukungan suara terhadap pejawat Zulkifli Hasan masih kuat, terlihat dari dukungan 30 DPW PAN dan 300 lebih DPD itu pada Zulhas," kata Igor di Jakarta, Kamis (2/1).
Menurut dia, dukungan 30 DPW dan DPD PAN yang semakin menguat terhadap Zulkifli Hasan, semakin menegaskan arah suara pemegang suara di Kongres PAN. Selain itu, menurut dia, saat ini belum ada calon ketua umum PAN yang terlihat kuat dukungan dari bawah kecuali pejawat.
Sosok Mulfachri Harahap dinilainya belum bisa lepas dari bayang-bayang Amien Rais sehingga tidak bisa menonjolkan seorang yang independen.
"Lalu Drajad Wibowo dan Asman Abnur masih tidak terlihat pergerakannya, apakah jadi atau tidak maju di Kongres PAN 2020. Karena itu Zulkifli sebagai pejawat masih kuat," katanya.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno sebelumnya mengungkapkan nama-nama yang bakal meramaikan bursa calon ketua umum. Setidaknya ada enam nama yang kemungkinan akan menjajal panasnya perebutan kursi nomor satu partai berlambang matahari terbit ini.
Nama-nama itu, antara lain, pejawat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, mantan menteri pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Asman Abnur, Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Drajad Wibowo, dan Wali Kota Bogor Bima Arya. Dari trah pendiri PAN Amien Rais, juga muncul nama Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais.
Eddy mengatakan, seluruh nama memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam perebutan orang nomor satu di PAN.