REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Nugroho Habibi, Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa penanganan banjir yang mendera Jakarta dan wilayah sekitarnya terkait erat dengan penyelesaian pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sejauh ini, pihak-pihak terkait belum satu suara soal kapan pembangunan dua bendungan tersebut selesai.
Balai Besar wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan, akan mengupayakan penyelesaian pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi selekasnya. Dengan demikian, air kiriman dari Bogor ke DKI Jakarta dapat ditampung dan dikendalikan dari dua bendungan tersebut.
Kepala BBW Ciliwung-Cisadane Kementerian PUPR Bambang Hidayah menjelaskan perkembagan pembangunan dua bendungan tersebut. Dia mengungkapkan, kendala sebisa mungkin akan segera diselesaikan. "Target akhir tahun selesai. Kita akan terus upayakan itu," kata Bambang saat dihubungi Republika melalui sambungan telepon dari Bogor, Kamis (2/1).
Dari segi pembangunan fisik, Bambang memerinci, Bendungan Ciawi telah mencapai 44 persen. Sedangkan, untuk Bendungan Sukamahi pembangunan fisik telah mencapai 35 persen. Disinggung terkait masalah pembebasan lahan, dia menuturkan, Bendungan Ciawi telah mencapai 92,12 Persen. Sementara, pembebasan lahan untuk Bendungan Sukamahi berada di angka 90,31 persen.
Untuk pembebasan lahan, Bambang menyatakan, pihaknya terus berupaya untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebab, dia menegaskan, pembebasan lahan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. "Kalau masalah pembebasan lahan itu (pemerintah) daerah karena itu wilayahnya daerah, kita kan hanya mengani infrastrukturnya saja," katanya.
Kontrak Pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dan PT Sacna. Proyek nilai pekerjaan konstruksi itu mencapai Rp 798,7 miliar melalui kontrak tahun jamak. Sementara kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO. Nilai kontrak tersebut sebesar Rp 436,97 miliar.
Meskipun masih terganjal pembebasan lahan, Bambang tetap optimistis pembangunan kedua bendungan itu selesai pada akhir 2020. Andaikan ada kemunduran, kata dia, tidak akan memainkan waktu lama. "Kalau kita sudah usaha semaksimal mungkin, tapi masih ada kendala-kendala itu mungkin mundur beberapa bulan saja," ujarnya.
Saat Republika hendak memasuki lokasi Bendungan Sukamahi, pihak penjaga tak memperbolehkan untuk masuk. Republika mencoba melihat penampakan Bendungan dari samping pintu masuk. Tampak terlihat alat berat berjejer. Namun, tak terlihat pengerjaan proyek.
Di lain pihak, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin tak yakin bendungan Sukamahi dan Ciawi dapat rampung akhir 2020. Sebab, bendungan besar untuk menanggulangi banjir DKI Jakarta itu masih memiliki persoalan. Ade mengatakan, pemerintah masih terkendala pembebasan lahan di daerah tersebut. "Ya kan terkait luasan (lahan) masih banyak pembebasan lahan yang belum selesai," kata Ade Yasin.
Bendungan Sukamahi memiliki volume tampungnya sebesar 1,68 juta meter kubik dengan luas area genangan mencapai 5,23 hektare. Untuk Bendungan Ciawi memiliki volume sebesar 6,45 juta meter kubik dengan luas area genangan sekitar 31,96 hektare.
Warga korban banjir mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Pengadegan, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Ade menuturkan, sebagai daerah yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional (PSN), Pemkab Bogor akan membantu menyelesaikan persoalan proyek tersebut. Ade mengatakan, pihaknya akan mengupayakan semampunya agar proyek itu dapat segera terselesaikan.
Sehingga, permintaan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan bendungan pada 2020 dapat terwujud. "Lokasinya kan ada di Bogor, cuman kan pembiayaan ada di pemerintah pusat. Tapi tentu, kita membantu saja kelancaran, supaya program pemerintah pusat itu jalan," kata Ade.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan tiga hal yang harus dikerjakan untuk mengatasi banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek pada awal 2020. Salah satunya yakni kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatasi banjir.
Menurut Presiden, yang paling penting juga pemerintah pusat dan pemerintah provinsi harus bekerja bersama-sama. Terutama yang berkaitan dengan urusan-urusan banjir karena pemerintah pusat memang baru dalam proses dan belum selesai.
Presiden lantas menyebut Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi yang kemungkinan baru tahun depan selesai. "Akan tetapi, di luar itu, semuanya harus selesai," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Rabu (1/1).
Presiden sudah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk mengecek daerah yang terkena banjir. "Saya tadi sudah perintah menteri PU untuk cek lapangan," ucap Presiden.
Pada Kamis (2/1), Presiden mengatakan, pembangunan prasarana pengendalian banjir di empat DAS di DKI Jakarta terkendala masalah pembebasan lahan sejak 2017. Jokowi mengatakan, banjir di Ibu Kota dan sekitarnya pada awal tahun ini merupakan yang paling parah terjadi di empat DAS di DKI Jakarta yakni DAS Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.
“Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 kilometer,” kata Presiden Jokowi, Kamis (2/1).
Jokowi mengatakan, penanganan darurat telah dilakukan bersama dengan pihak terkait. Sejumlah peralatan, seperti pompa, karung pasir, bronjong, dan tangki air telah difungsikan agar sejumlah kawasan dan prasarana publik terdampak dapat berfungsi kembali.
Sementara pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik hampir 45 persen. “Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020,” katanya.
Sedangkan percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, kata dia, sedang berlanjut. “Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter,” ujar Jokowi. n ed: fitriyan zamzami