REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengenang sosok almarhum Prof Yunahar Ilyas. Ia menilai sosoknya sebagai seorang pendakwah yang tangguh.
Ia menilai almarhum merupakan dai yang tidak hanya kondang di Tanah Air tapi juga internasional. Jejak ceramahnya bukan sebatas Asia, tapi hingga Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat.
"Pengalaman beliau melakukan ceramah di berbagai negara beliau catat dengan baik dalam catatan harian. Mulai dari Timur Tengah hingga Eropa," ujar Amirsyah kepada Republika.co.id, Jumat (3/1).
Pun di tengah kesibukannya sebagai seorang penceramah, beliau tetap tekun belajar. Dalam bidang dakwah, ia kerap mengikuti pelatihan imam dan dai dalam skala internasional.
Jamaah yang mendengarkan ceramah almarhum berasal dari berbagai kalangan. Ia kerap mengisi kajian untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Ceramahnya tidak hanya di kampus-kampus tapi juga beragam lingkungan kantor di Indonesia.
Amirsyah juga menilai sosok Prof Yunahar Ilyas adalah sosok yang mampu menghadapi beragam tantangan. Segala bentuk perbedaan baik di dalam maupun di luar negeri bisa ia hadapi. "Atas dasar ini tak berlebihan beliau dikatakan seorang mujahid dakwah yang tangguh. Rasanya tidak mudah menyampaikan dakwah, apalagi di negara Eropa dan Barat," lanjutnya
Almarhum Yunahar Ilyas pun dikenal sebagai sosok yang menghadapi tantangan dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih. Setelah menyaksikan perjalan dakwah beliau, Amirsyah menilai terdapat nilai-nilai spritual yang menyatu dengan nilai-nilai sosial sepanjang hidup beliau.
Beliau adalah orang yang sangat aktif dalam menghadiri maupun memberikan kontribusi pemikiran setiap diadakannya rapat Dewan Pimpinan MUI. Ia juga tak pernah lelah dengan kegiatannya memberikan dakwah di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sosok almarhum adalah orang yang sadar betul dengan tugas seorang ulama. Di dalamnya ada tugas mulia sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alquran. Para ulama adalah orang yang paling khawatir dan paling takut kepada Allah SWT.
"Sebagai seorang akademisi sekaligus dai, beliau sangat memahami sepak terjang dakwah pada semuai level. Mulai dari tingkat awam hingga kalangan elit menengah keatas, termasuk para politisi. Dakwah beliau sampaikan secara arif dan bijaksana, sehingga pesan dakwah dapat diterima," lanjutnya.
Amirsyah juga menyebut Prof Yunahar dalam memberikan dakwah berfokus pada substansi meningkatkan keimanan dengan pehaman Islam wasathiyah (wasathiyatul Islam). Menurut beliau, keimanan (teolog) merupakan fondasi untuk meningkatkan rasa optimisme seseorang dalam menyelesaikan berbagai permaslahan dalam kehidupan manusia.