Sabtu 04 Jan 2020 18:54 WIB

Bupati Pejawat Dilarang Lakukan Mutasi Jabatan

Kepala daerah yang nyalon lagi di Pilkada 2020, tidak boleh melakukan mutasi jabatan.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -- Kepala daerah yang akan nyalon lagi dalam Pilkada 2020 ternyata tidak diperbolehkan melakukan mutasi jabatan. Larangan itu dimulai per 8 Januari mendatang. Pelanggaran atas ketentuan ini diancam pembatalan sebagai calon oleh KPU.

Menindaklanjuti hal itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Wonogiri mengimbau Bupati Wonogiri tidak melakukan penggantian pejabat mulai 8 Januari mendatang. Imbauan tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 10/2016 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota.

''Kepala daerah itu dilarang melakukan mutasi pejabat sejak enam bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai akhir masa jabatan,” ungkap Ketua Bawaslu Wonogiri, Ali Mahbub, Sabtu (4/1/2020).

Mutasi jabatan, menurut dia, boleh dilakukan asal ada persetujuan tertulis dari Mendagri. Dalam peraturan tersebut, Bupati dan Wakil Bupati juga tidak boleh mengisi kekosongan kursi Sekretaris Daerah (Sekda).

Dia mengatakan, apabila imbauan dilanggar, maka Bupati dan Wakil Bupati sebagai petahana dapat dikenai sanksi yakni berupa pembatalan sebagai calon oleh KPU. Selain itu, pejabat negara, pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepala Desa, atau Lurah yang melanggar ketentuan tersebut dapat dipidana dengan penjara minimal satu bulan, maksimal enam bulan dan/atau denda minimal Rp 600.000 maksimal Rp 6 juta.

Peraturan tersebut diperkuat dengan surat dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) no 270/6201/OTDA tanggal 8 November 2019. Aria

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement