REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN berencana untuk membangun BUMN Tower di Ibu Kota baru negara. Hal itu ditujukan untuk mendukung pembangunan di sana.
"Kementerian BUMN mau pindah ke Ibu Kota baru negara dan pastinya kami akan bangun BUMN Tower di sana," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Selasa.
Menurut Arya, kemungkinan BUMN Tower di sana akan menjadi pusat hub moda transportasi. Nantinya, lalu lintas transportasi publik akan melintas di depan, atas, atau bawah BUMN Tower.
"Selain itu BUMN Tower juga akan menjadi tempat entertainment atau hiburan dan ruang publiknya akan didesain seperti ruang publik yang berada di Petronas Tower," katanya.
Dengan demikian, menurut Arya, pembangunan dua tower di samping kiri dan kanan Kementerian BUMN sebagai bagian dari kompleks BUMN Center saat ini akan dibatalkan.
"Kami melihat bahwa sekarang prioritas kita harus mendukung pembangunan ibukota baru," ujar Arya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode sebelumnya Rini Soemarno meresmikan groundbreaking (peletakan batu pertama atau pembangunan tahap awal) gedung BUMN Center di kompleks Kementerian BUMN, Jakarta. Gedung BUMN Center dibangun dengan maksud untuk memudahkan koordinasi antarperusahaan BUMN.
Tiga BUMN, yaitu PT PP (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), dan PT Danareksa (Persero) melakukan kerja sama membangun serta mengembangkan Gedung Telkom dan Gedung Danareksa yang terintegrasi dengan Gedung Kementerian BUMN di Jakarta Pusat. Luas tanah yang akan dibangun dan dikembangkan sekitar 9.300 meter persegi (milik Danareksa) dan sekitar 11.439 meter persegi (milik Telkom).
Konsep desain BUMN Center adalah Burung Garuda, di mana kapak dua sayap merupakan Gedung Kembar yang menyerupai sayap Garuda sebagai lambang Negara Indonesia serta Gedung Kementerian BUMN sebagai kepala dari Burung Garuda. Desain Gedung BUMN Center direncanakan menjadi bangunan dengan kualitas grade A.