Rabu 08 Jan 2020 22:06 WIB

Air Mancur Penanda Kumandang Azan di Tajug Gede Purwakarta

Air Mancur Welas Asih menjadi penanda datangnya waktu shalat.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Azan (ilustrasi)
Foto: forsil.org
Azan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Tajug Gede Cilodong merupakan destinasi wisata yang baru-baru ini menjad ikon di Kabupaten Purwakarta. Dibangun di atas lahan seluas sembilan hektar, Tajug Gede berkonsepkan wisata religi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

Kini Tajug Gede memiliki daya tarik dari fasilitas air mancur yang memiliki keunikan. Diberi nama Air Mancur Welas Asih yang diluncurkan pada momen pergantian tahun kemarin mempercantik dan menambah kemegahan masjid. Air mancur ini dibuat di areal taman yang terletak di depan masjid.

Baca Juga

Tanaman hias dan bunga-bunga cantik aneka warna menghiasi Tajug Gede dari tampak depan. Dua kolam air mancur berada di tengah-tengah taman. Satu kolam utama dan kolam satunya lagi dipisahkan dengan dua jembatan. Di sisi taman dan air mancur terdapat kursi untuk pengunjung menikmati.

Bukan sekadar air mancur pada umumnya. Air Mancur Welas Asih menjadi penanda datangnya waktu shalat. Saat azan berkumandang, air mancur ini akan menyala selama empat menit mengiringi suara merdu azan.

Air mancur menjadi daya tarik yang diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk menunaikan kewajiban shalat berjamaah di masjid. Bahkan saat malam hari, air mancur terlihat indah dengan pantulan cahaya lampu warna warni di sekelilingnya.

Ketua DKM Tajug Gede Cilodong Dedi Mulyadi mengatakan Air Mancur Welas Asih memang menjadi salah satu magnet tersendiri bagi Tajug Gede. Didesain dengan taman asri lengkap dengan dua jembatan menambah keindahan Tajug Gede.

Saat ini, kata Dedi, air mancur masih dioperasikan secara manual oleh petugas yang berjaga. Ketika azan berkumandang, air mancur akan menyala selama empat menit. Ke depannya air mancur ini akan diatur secara otomatis sehingga tidak perlu dijaga oleh operator.

“Nanti bisa otomatis dengan berbagai kreasi. Misalnya ketika azan kita mulai bulan puasa nanyi air mancurnya langsung menyala. Sudah digital jadi tombolnya dimulai dari azan,” kata Dedi ditemui di Tajug Gede, Selasa (7/1).

Mantan Bupati Purwakarta ini berharap air mancur bisa menjadi pendorong masyarakat untuk datang ke masjid menunaikan kewajiban shalatnya. Sehingga bukan hanya suara azan yang menarik perhatian tapi juga air mancur tersebut.

“Dulu kalau shalat magrib paling 10 orang sekarang shalat magrib penuh. Apalagi kalau jumatan sudah tidak tertampung lagi. Artinya tajug ini memberikan citra yang mana menjadi tempat yang layak dikunjungi banyak orang,” tuturnya.

Ia mengaku menjadi wisata religi, Tajug Gede direspon positif oleh masyarakat. Pengunjung berbondong-bondong datang terutama saat akhir pekan untuk menikmati masjid yang dilengkapi dengan taman, pusat pembibitan padi hingga areal untuk berswafoto yang menarik.

Tajug disebutnya mendapat kunjungan luar biasa. Pada Jumat Sabtu Minggu dikatakannya rata-rata lima ribu orang perhari datang ke Tajug Gede ini.

Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum Dinas Tata Ruang dan Permukiman Purwakarta, Kosasih, mengungkapkan Taman air mancur Welas Asih ini diperkenalkan pada malam akhir tahun kemarin. Taman air mancur Welas Asih ini, lanjut dia, berada di lahan seluas 3 hektare dan berada di depan Tajug Gede Cilodong.

Kosasih menyebutkan taman welas asih yang dilengkapi air mancur ini dibangun pada 2019 lalu. Pemkab mengalokasikan anggaran yang berasal dari APBD 2019sebesar Rp 3 miliar.

"Ini (Taman air mancur Welas Asih) jadi taman air mancur kedua yang kami bangun setelah Sri Baduga, semoga bisa banyak pengunjungnya," kata Kosasih.

Terkait air mancur sebagai penanda azan, ia mengaku saat ini masih tahap ujicoba. Jadi belum setiap azan berkumandang air akan menyala. Pertunjukkan air mancur welas asih ini juga bisa dinikmati pada Jumat-Ahad malam.

“Jadwal yang pastinya sekarang Jumat malam, Sabtu malam, Minggu malam itu dia nyala setelah shalat Isya selama 15 menit,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement