REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Para pemimpin dunia mendesak Amerika Serikat dan Iran melakukan diplomasi untuk menghentikan konflik mereka di Irak. Pasukan Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak pada Rabu sebagai balasan atas pembunuhan AS terhadap Jenderal Iran. Hal ini meningkatkan kekhawatiran perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Turki dan Rusia meminta AS dan Iran untuk memprioritaskan diplomasi dan mengurangi ketegangan. Mereka memperingatkan bahwa pertukaran serangan oleh Washington dan Teheran dapat menyebabkan siklus ketidakstabilan baru di wilayah tersebut.
Seruan bersama dikeluarkan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istanbul. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan bahwa ia ingin melihat konflik antara Amerika Serikat dan Iran diselesaikan secara damai melalui dialog dan meminta mereka yang terlibat "tidak untuk berperang".
Setelah Iran menembakan rudal ke pasukan Amerika Serikat di Irak. Presiden AS Donald Trump melampiaskan retorika-retorika keras yang tertahan selama beberapa hari dan menyarankan Teheran untuk 'mundur'.
Kini kedua belah pihak terlihat ingin meredakan krisis yang dipicu pembunuhan komandan militer Iran Jenderal Qasem Soleimani. Trump mengatakan AS tidak perlu memukul balik Iran dalam serangan terhadap perumahan pasukan AS di Irak.