REPUBLIKA.CO.ID, Meninggal dalam keadaan baik pastinya menjadi harapan bagi setiap Muslim. Misalnya berharap meninggal di hari dan waktu yang baik, seperti pada Jumat. Sesuai dengan dalilnya, “Setiap muslim yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur.” (HR Tirmidzi)
Maka dari itu, siapa yang tidak ingin kematiannya terbebas dari fitnah kubur? Tentu semua menginginkannya. Tapi, hal itu balik lagi kepada kita untuk selalu berbuat amal saleh karena Allah akan mematikan kita sesuai dengan apa yang kita lakukan.
Sejarah mencatat sejumlah nama ulama dan umara yang meninggal di hari dan malam Jumat. Republika.co.id merangkum beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Ya’qub al-Jarkhi
Ya'qub al-Jarkhi merupakan salah satu penerus Syekh Muhammad 'Alauddin al-Aththar al-Bukhary al-Khawarizmy dalam silsilah Naqsyabandiyah. Beliau lahir di kota Jarkh, sebuah wilayah di luar kota besar bernama Garnin yang terletak di antara duabuah kota yaitu Kandahar dan Kabul di Transoxiana.
Beliau adalah salah satu ulama yang berasal dari Uzbekistan. Lahir pada 762 M dan wafat pada Jumat 5 Safar 851 H atau 22 April 1447 M dan di makamkan di Gulistan, Dushanbe, Tajikistan.
Semasa hidupnya, beliau dapat mengingat kitab suci Alquran sebaik mengingat 500 ribu buah hadits, baik hadis benar dan yang salah. Beliau juga merupakan sastrawan yang terkemuka di zamannya.
2. Hasan al-Bashri
Hasan al-Bashri adalah ulama dan cendekiawan Muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah. Beliau dilahirkan di Madinah pada 21 Hijriyah atau pada 642 Masehi.
Beliau adalah pendukung kuat nilai tradisional dan cara hidup zuhud. Menurutnya, kehidupan duniawai hanyalah perjalanan menuju akhirat, dan kesenangan dinafikan untuk mengendalikan nafsu.
Pemuka tokoh sufi Islam tersebut wafat di Basrah, Irak, pada Jumat 5 Rajab 110 Hijrah atau pada 728 Masehi. Beliau meninggal dunia pada umur 89 tahun.
3. Al-Mustakfi III
Al-Mustakfi III memiliki nama lengkap Abu ar-Rabi' Sulaiman al-Mustakfi Billah bin al-Mutawakkil 'Alallah. Beliau lahir pada 791 H dan menjadi salah satu khilafah Abbasyiah di Kairo, Mesir pada tahun 1441-1451 M.
Menurut saudaranya, Al-Mu’tadhid, Al-Mustakfi III dinilai sebagai pribadi yang memiliki nilai-nilai kesalehan.
Dia sangat taat beragama dan dikenal ahli ibadah. Waktunya dihabiskan untuk membaca Alquran, banyak mengerjakan shalat, dan bermunajat kepada Allah.
Al-Mustakfi III wafat pada Jum'at, 25 Zulhijah 854 H atau 29 Januari 1441 M dalam usia enam puluh tiga tahun. Beliau bisa menjadi teladan bagi kita untuk selalu beramal saleh dan mengharapkan kematian pada Jumat.