Senin 13 Jan 2020 05:56 WIB

Gunung Berapi Paling Aktif di Filipina Meletus

Gunung Berapi Taal meletus dan menyemburkan debu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Gunung Berapi Taal meletus dan menyemburkan debu. Ilustrasi gunung meletus.
Foto: MGIT3
Gunung Berapi Taal meletus dan menyemburkan debu. Ilustrasi gunung meletus.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Sebuah gunung berapi di dekat Manila memuntahkan awan besar debu yang melayang di seluruh ibu kota Filipina pada Ahad (12/1). Peringatan akan adanya letusan eksplosif mengakibatkan pembatalan jadwal penerbangan serta penutupan sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah.

Ribuan orang dievakuasi dari daerah dekat gunung berapi Taal setelah gunung itu tiba-tiba menembakkan kolom abu dan uap setinggi 15 km ke langit. Kilat berderak di dalam asap dan getaran mengguncang tanah. 

Baca Juga

Taal yang merupakan salah satu gunung berapi aktif terkecil di dunia, berada di tengah danau sekitar 70 km selatan dari pusat ibu kota Filipina, Manila. Pihak berwenang mengatakan ada risiko bahwa letusan dapat menyebabkan tsunami di danau.

"Taal adalah gunung berapi yang sangat kecil, tetapi gunung berapi yang berbahaya. Ini unik karena merupakan gunung berapi di dalam gunung berapi," kata Renato Solidum, kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs).

Lembaga ini menaikkan tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh gunung berapi menjadi empat dari kemungkinan lima, yang berarti letusan berbahaya dapat terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari.

Filipina terletak di "Cincin Api," sabuk gunung berapi yang mengelilingi Samudra Pasifik yang juga rentan terhadap gempa bumi. Salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina, Taal telah meletus lebih dari 30 kali dalam lima abad terakhir, paling baru pada 1977. Sebuah letusan pada tahun 1911 menewaskan 1.500 orang dan letusan pada 1754 bertahan selama beberapa bulan. "Itu adalah skenario terburuk," kata Solidum. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement