Senin 13 Jan 2020 11:04 WIB

Khofifah Tetapkan Siaga Bencana Jatim Hingga Mei 2020

OPD terkait diminta bersiaga dan menyiapkan tim untuk antisipasi bencana.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku, Pemprov Jatim terus melakukan upaya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Upaya yang dimaksud seperti melakukan koordinasi lintas sektor, perbaikan infrastruktur di beberapa titik, sampai dengan sosialisasi kepada masyarakat.

Khofifah menyebut, berbagai upaya kesiapsiagaan ini terus dilakukan baik di daerah yang rawan bencana ataupun tidak. Apalagi di tengah musim penghujan saat ini, dirinya menaruh perhatian serius terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.

Baca Juga

“Kami telah meminta agar OPD terkait selalu siaga untuk mengambil langkah cepat seperti menyiagakan tim selama 24 jam penuh, baik di daerah berpotensi rawan bencana maupun tidak. Selain itu kami juga melakukan berbagai upaya antisipasi dan kesiapsiagaan baik dengan instansi terkait maupun pemerintah kabupaten/ kota,” kata Khofifah di Surabaya, Senin (13/1).

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengaku telah melakukan rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana alam bersama Forkopimda Jatim dan jajarannya. Rakor ini diikuti Pangdam V Brawijaya beserta jajaran Danrem dan Dandim se-Jatim, Kapolda Jatim bersama jajaran Kapolrestabes, Kapolresta dan Kapolres se-Jatim, bupati, wali kota serta BPBD se-Jatim, dengan narasumber dari BNPB, pakar geologi dari UGM, Pangdam dan Kapolda.

Selain itu, Khofifah juga mengaku telah mengeluarkan surat edaran kepada bupati/ wali kota untuk melakukan kesiapsiagaan bencana sampai dengan Mei 2020. Surat edara tersebut dikeluarkan agar kepala daerah, utamanya di daerah rawan bencana, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam yang kerap melanda.

“Untuk longsor dan puting beliung diharapkan kabupaten/ kota meningkatkan kewaspadaan secara komprehensif dan bupati/wali kota terus melakukan pemantauan terlebih pada cuaca ekstrem sesuai prediksi dari BMKG,” ujar Khofifah.

Khusus untuk wilayah Madura, kata Khofifah, salah satu yang menjadi perhatian serius adalah soal banjir Kali Kemuning di Kabupaten Sampang. Maka dari itu, saat ini telah dibangun plengsengan untuk mengurangi terjadinya luapan sungai tersebut.

“Tetapi untuk lebih menjaga kemungkinan luapan yang tinggi ke depannya butuh kanal (flood away) ke laut,” kata Khofifah.

Khofifah mengingatkan, yang tidak kalah penting dalam melakukan kesiapsiagaan bencana adalah meningkatkan kesadaran masyarakat. Baik untuk mengantisipasi maupun meningkatkan kewaspadaan kemungkinan terjadinya bencana, agar tidak menimbulkan korban maupun kerugian materiil.

“Karena selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan penting ikut andil dalam menghadapi bencana yang akan terjadi, sehingga mampu tercipta rasa aman meski daerah tersebut termasuk kategori rawan resiko bencana,” ujar Khofifah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement