REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- IRRI (International Rice Research Institute), Lembaga Penelitian Padi Dunia, menunjuk Dr Yurdi Yasmi sebagai kepala perwakilan untuk Asia Tenggara. Posisi strategis ini baru pertama kali dipegang oleh orang Indonesia.
Dr Yurdi Yasmi punya tugas berat mendorong program swasembada pangan, pengentasan kemiskinan, peningkatan nutrisi dan pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Ia juga ditugasi untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara di Asia Tenggara, ASEAN, lembaga-lembaga penelitian, swasta dan PBB.
Beras adalah makanan utama di Asia Tenggara bahkan di dunia. Sekitar 4 miliar atau lebih dari separo penduduk dunia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. “IRRI memainkan peran penting untuk menciptakan varietas padi unggul dan bernutrisi tinggi. Dengan perubahan iklim, kencangnya arus urbanisasi dan kelangkaan air, produksi beras semakin berat. IRRI berkomitmen memberantas kemiskinan dan kelaparan melalui penelitian dan pengembangan padi dan pangan,” kata Yurdi dalam siaran pers IRRI yang diterima Republika.co.id, Senin (13/1).
Ia juga berharap bisa mempererat kerja sama dengan pemerintah Indonesia melalaui Kementerian Pertanian dan lembaga-lembaga terkait, termasuk perguruan tinggi.
IRRI berkantor pusat di Los Banos, Filipina dan mempunyai kantor perwakilan untuk Asia Tenggara, Asia Selatan dan Afrika. IRRI juga mempunyai kantor di 17 negara penghasil padi diseluruh dunia.
Dr Yurdi Yasmi sudah malang melintang berkarir dikancah internasional. Karirnya dalam kurun 22 tahun terakhir sangat mengagumkan. Sebelum bergabung dengan IRRI, ia bekerja sebagai koordinator Pertanian Berkelanjutan di FAO untuk kawasan Asia-Pasifik di Bangkok, koordinator Program ICRAF untuk kawasan Mekong di Hanoi, Manajer di RECOFTC - Centre for People and Forests di Bangkok, peneliti di Wageningen University di Belanda dan peneliti di CIFOR (Lembaga Penelitian Kehutanan Internasional) di Bogor.
Anak desa Tanjung Jati dari Payakumbuh, Sumatera Barat dan alumni IPB University ini sudah mengepalai proyek-proyek pembangunan dan penelitian di lebih 20 negara termasuk Afganistan, Korea Utara, India, Myanmar, Nepal, Timor Leste, Kamboja, Vietnam, Fiji, dan lain-lain.
Ia fasih berbahasa Inggris, Spanyol, Thailand dan Belanda. “Saya memang suka belajar bahasa asing. Untuk belajar bahasa Spanyol, saya datang ke Madrid untuk kursus,” imbuhnya. Lebih dari 40 negara sudah ia kunjungi untuk tugas maupun pelesiran.
Urang awak ini masih sering pulang kampung walau sangat sibuk. Hal itu karena ia juga diangkat sukunya, Chaniago, sebagai kepala suku bergelar Datuk Patiah.
Aktif dalam berbagai organisasi, Dr Yurdi Yasmi saat ini merupakan salah satu wakil presiden Indonesian Diaspora Network Global. Ia pernah menjabat sebagai presiden Diaspora Indonesia di Thailand, ketua PPI Belanda, dan lain-lain. Alumi pertukaran pelajar AFS ini juga pernah dinobatkan sebagai Mahasiswa Teladan Nasional dari IPB dan Siswa Teladan SMP mewakili Sumatra Barat. “Pengalaman berorganisasi sangat penting dalam dunia kerja” tambahnya.