Selasa 14 Jan 2020 20:57 WIB

Mahfud Minta Intelektual Beri Solusi, tidak Cuma Menyalahkan

Ia mengajak kaum intelektual agar memberikan masukan berarti atas permasalahan bangsa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menkopolhukam, Mahfud MD mengatakan, kaum intelektual harus bisa memberikan solusi atas masalah-masalah bangsa. Jadi, komentar-komentar yang diucapkan tidak cuma menyalahkan pemerintah, tapi bisa memberi masukan.

Ia menilai, kadang ada saja orang-orang yang mempersoalkan istilah, ada pula orang-orang yang mengusulkan sesuatu yang berbahaya. Tapi, ketika yang berbahaya itu benar-benar terjadi mereka tidak bertanggung jawab atas apa yang sebenarnya mereka usulkan.

"Jika diminta tanggung jawab, orang-orang itu bilang itu tanggung jawabmu (pemerintah). Mereka cuma mengusulkan," kata Mahfud Mahfud saat memberi pidato pembuka Dialog Kebangsaan di Auditorium Abdulkahar Mudzakir Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1).

Ia menilai, hari ini banyak orang-orang seperti itu tampil di televisi yang ketika ada yang salah harius mengikuti kehendaknya. "Nah, sekarang kalau itu salah, konsepmu apa Pak Rocky (Gerung-Red)? Konsepmu apa?" katanya menambahkan.

Untuk itu, ia mengajak kaum intelektual agar dapat memanfaatkan kemampuan diri memberikan masukan-masukan berarti atas permasalahan bangsa. Sehingga, tidak cuma menyalahkan pemerintah dan mengelak jika menyelesaikan itu cuma tugas pemerintah. 

"Lah kok jawabannya begitu intelek, jawaban kampungan itu. Harus tahu dong konsepnya, bukan kalau menyalahkan lalu ditanya bukan urusan saya, saya hanya tahu masalahnya, katanya. Masalahnya urusanmu cari sendiri, kalau begitu tidak intelek," ujar Mahfud.

Mahfud menegaskan, semua elemen bangsa harus memberi sumbangsih menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Karenanya, ia mengajak semua elemen bangsa mengambil tanggung jawab bersama untuk kelangsungan bangsa Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement